JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kementerian Perdagangan RI membeberkan berbagai dampak dari konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap ekonomi Indonesia, salah satunya adalah kenaikan harga bahan pokok. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan hal itu telah dan akan tetap dirasakan Indonesia, terutama komoditas utama yang dipasok oleh kedua negara.
Oke menyebut pasokan dan harga komoditas seperti minyak nabati dan tepung yang diproduksi Ukraina bakal terdampak akibat perang kedua negara.
“Pengaruhnya adalah bahan pokok yang dilihat akibat Ukraina-Rusia ada di nanti pasokan minyak nabati dunia akan terganggu,” katanya, Jumat (4/3) malam.
Selain itu, Oke Nurwan menuturkan kenaikan harga minyak dunia juga tak terhindarkan. Hal tersebut wajar sebab Rusia dan Ukraina merupakan negara penghasil minyak dan gas global.
Kemudian, ia menilai harga komoditas kelapa sawit (CPO) juga akan melonjak. Tapi ia meyakini harga di dalam negeri bakal terjaga karena pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu di level masyarakat.
Hal serupa juga sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut dia, dampak konflik kedua negara yang paling terasa di Indonesia adalah kenaikan harga berbagai komoditas.
Pertama, melonjaknya harga kepala sawit. Ia menyebut harga kelapa sawit naik dari US$1.200 per ton menjadi US$1.700-an per ton atau meroket 40 persen.
“(Perang) Ini akan sangat mengganggu pasokan minyak nabati (vegetable oil) yang diproduksi Ukraina dan Rusia,” ujar Airlangga (2/3).