JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha menilai bahwa seluruh keluarga besar TNI dan Polri harus bisa lebih bijak lagi dalam penggunaan teknologi informasi, salah satunya adalah sosial media.
Mudahnya akses informasi di era kemajuan digital 4.0 harus diikuti oleh kedewasaan para penggunanya, sehingga tidak malah menjadi korban hoaks dan doktrin radikal, apalagi malah menjadi produsen konten-konten negatif itu.
“Profesionalisme TNI dalam menghadapi era digitalisasi harus benar-benar siap, jangan sampai gak siap,” kata Syaifullah dalam program Ruang Tamu Holopis bertemakan “Ancaman Radikalisme di Tubuh TNI Polri”, Jumat (4/3).
Kemudian, politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini memberikan contoh, kontrol yang baik sudah ditunjukan oleh TNI Angkatan Darat. Menurutnya, salah satu matra di lembaga keamanan dan pertahanan negara itu sudah membuat aturan, bahwa para istri mereka tidak boleh sembrono bermain media sosial.
“Misal TNI AD, mereka melarang istri-istrinya bermain di medsos, kalau main suaminya bisa kena,” ujarnya.
Persoalan teguran Presiden Joko Widodo kepada TNI Polri beberapa waktu yang lalu, menurut Syaifullah adalah hal yang biasa saja, akan tetapi jangan sampai malah membuat pengekangan para prajurit berinteraksi dengan whatsapp group (WAG).
“Saya pikir keberadaan IT itu termasuk grup whatsapp itu harus diberikan nuansa positifnya. Kita negara demokrasi, TNI Polri bisa saja tidak suka dengan kebijakan presiden, tapi jangan membuat hoaks apalagi terpapar dengan hoaks,” tuturnya.
Ia menyarankan agar para pimpinan TNI dan Polri memberikan petunjuk dan standarisasi penggunaan teknologi informasi, termasuk media sosial sehingga mereka tidak liar.
“Makanya persoalan IT itu harus punya standar, jangan hanya melarang saja,” tandasnya