JAKARTA, HOLOPIS.COM Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengklaim siap menjalankan perintah dari Presiden Jokowi mengenai tidak adanya demokrasi di tubuh TNI-Polri.

Sigit menegaskan, doktrin anggota Polri adalah taat, setia dan loyal terhadap pimpinan tertinggi negara. Untuk itu, Kapolri meminta jajarannya untuk selalu mengingat dan menerapkan hal tersebut.

“Maka hanya ada kata siap dan laksanakan, ini yang saya ingatkan ke rekan-rekan,” kata Sigit, Rabu (2/3).

Dalam pembukaan Rapim Polri 2022, Sigit juga menekankan, Polri pada dasarnya dan akan selalu mengikuti politik negara dan tidak terlibat politik praktis selama masih berdinas.

“Politik polisi adalah politik negara sehingga tentunya garisnya hanya satu kebijakan nasional dan negara satu nafas dan tugas kita mendukung, mengawal dan mendorong agar kebijakan negara atau nasional berjalan,” jelasnya.

Sigit kemudian meminta jajarannya untuk menjalankan perintah pimpinan tertinggi, yakni Presiden, terkait penerapan disiplin nasional, dengan menanamkan nilai-nilai yang ada di dalam Tribrata, Catur Prasetya serta aturan lain yang mengikat dalam kode etik dan disiplin Polri.

“Ini perlu ditanamkan di dalam personal individu dan dikembangkan menjadi satu kebiasaan dan kita bawa menjadi disiplin nasional,” tukasnya.

Sigit juga mengingatkan tak hanya anggota Polri yang memiliki aturan, namun juga berlaku kepada istri dan anak anggota Polri. Menurutnya, seluruh keluarga besar Polri memiliki aturan dan disiplin yang berbeda dengan masyarakat sipil, sehingga harus taat dan tunduk dengan aturan tersebut.

“Karena itu yang membedakan TNI-Polri dan masyarakat sipil,” imbuhnya.

Sigit menuturkan anggota Polri memiliki kewenangan yang berbeda dengan masyarakat sipil, namun di sisi lain ada kebebasan yang itu hanya ada di masyarakat sipil seperti kebebasan berpendapat dan berekspresi. Hal ini disebabkan karena politik yang dianut Polri adalah politik negara.

“Terkait kebijakan nasional dan negara maka garisnya Polri harus mendukung kebijakan nasional, program nasional. Ini harus dipahami oleh seluruh keluarga besar kita khususnya anggota Polri,” katanya.

Sigit kemudian mengancam, apabila terjadi sesuatu dengan keluarga besar Polri, termasuk anak dan istri tentunya akan berhubungan langsung dengan posisi anggota Polri baik sebagai anggota maupun dalam organisasi.