SUMATERA BARAT, HOLOPIS.COM Setelah gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Jumat lalu, bencana hidrometeorologi jadi ancaman berikutnya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, yang menjelaskan potensi bencana hidrometeorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim hujan.

Imbauan tersebut disampaikan terutama bagi masyarakat yang ada di sepanjang aliran sungai pada lereng Gunung Talamau. BMKG minta agar tetap waspada, karena potensi bisa terjadi sewaktu – waktu.

“Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa tapi bencana akibat musim hujan,” kata Rita, Senin (28/2).

Dari hasil survei yang dilakukan, luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 m dari tepi sungai. Sehingga, warga diminta untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai jika turun hujan di lereng gunung. BMKG pun memperkirakan, situasi ini berlangsung dalam periode Maret – April 2022.

Saat ini, BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang lakukan upaya mitigasi guna mereduksi dampak jika sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi menerjang.