JAKARTA, HOLOPIS.COM Penyebaran kasus Covid-19 di luar pulau Jawa dan Bali terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini kasus aktif di luar Jawa-Bali mencapai 183.448 kasus atau berkontribusi 31,7 persen dari kasus nasional.

“Secara keseluruhan rata-rata BOR di luar Jawa-Bali sebesar 30 persen, masih di bawah nasional yang besarnya 36 persen,” kata Airlangga, Minggu (27/2).

Dengan angka kenaikan tersebut, untuk kesekian kalinya pemerintah akan melakukan perpanjangan kebijakan Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa-Bali yang berlaku mulai dari tanggal 1 hingga 14 Maret 2022.

“Pada periode kali ini, kriteria penerapan level PPKM adalah berdasarkan Level Asesmen Sistuasi Pandemi ditambah dengan tingkat vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia (lansia) dosis pertama,” tukasnya.

Berdasarkan Level Asesmen Situasi Pandemi di 386 kabupaten (kab)/kota di luar Jawa-Bali, daerah Level 4 dan 3 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebanyak 58 kab/kota berada di Level Asesmen 4, 214 kab/kota di Level 3, 111 kab/kota di Level 2, dan hanya 3 kab/kota yang berada di Level 1.

Sedangkan untuk cakupan vaksinasi, Airlangga mengungkapkan tingkat capaian dosis pertama di tiga provinsi di luar Jawa-Bali masih di bawah 70 persen dari target. Ketiga provinsi tersebut adalah Maluku, Papua, dan Papua Barat. Kemudian, sebanyak tujuh provinsi memiliki cakupan vaksinasi dosis kedua di bawah 50 persen, yaitu Sulawesi Tengah, Aceh, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Maluku, dan Papua. Sedangkan untuk dosis lanjutan, tingkat capaian seluruh provinsi masih di bawah sepuluh persen.

Airlangga menambahkan, seperti halnya di Jawa-Bali pemerintah akan menambahkan capaian vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi lansia menjadi indikator level PPKM.

“Cakupan dosis dua dan lansia akan dipercepat agar indikatornya mirip dengan di Jawa,” ujarnya.

Terkait tingkat keterisian isolasi terpusat (isoter) di luar Jawa-Bali, Airlangga mengungkapkan bahwa dari kapasitas sebanyak 35.276 tempat tidur, jumlah yang terpakai adalah sebanyak 2.983 atau 8,46 persen.

Namun, untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan kapasitas isoter 2-3 kali lipat kapasitas dibandingkan saat lonjakan Delta.