JAKARTA, HOLOPIS.COM – NATO dikabarkan tidak kunjung berbuat banyak untuk membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia yang sudah berlangsung hingga saat ini.
Padahal, Ukraina telah bersikap dengan menyatakan keinginan bergabung NATO setelah situasi kian memanas.
Padahal, Ukraina telah bersikap dengan menyatakan keinginan bergabung NATO setelah situasi kian memanas.
“Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami,” kata Zelensky dalam pidato yang direkam video, dikutip dari AFP, (15/2).
Sejauh ini, NATO hanya mengirimkan NATO Response Force (NRF) ke wilayah negara anggota untuk menjaga kedamaian dan mencegah serangan meluas.
Media yang berbasis di Inggris, I Newspaper, mengungkapkan ketegangan akan meningkat apabila NATO terseret dalam konflik tersebut, bahkan bisa memicu perang dunia baru. Oleh karena itu, hampir seluruh kekuatan pada blok Barat melakukan segala cara agar NATO tak terlibat.
“Pasukan Inggris tidak akan dikirim untuk berperang melawan Rusia,” kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, sebagaimana dikutip dari I Newspaper, Sabtu (26/2).
Namun demikian, sejumlah negara anggota NATO seperti Polandia dan Prancis dikabarkan mulai membantu Ukraina dengan mengirimkan pasokan persenjataan. Teranyar, 27 negara lainnya dilaporkan juga akan melakukan langkah serupa.
Peneliti institut Penelitian Perdamaian dan Kebijakan Keamanan Universitas Hamburg, Ulrich Kuhn, mengatakan bahwa mempersenjatai pasukan Ukraina juga bisa jadi skenario lain yang bisa memicu eskalasi secara tak sengaja terjadi.
“Dapat menyebabkan pertempuran kecil antara personel Rusia dan NATO,” kata Ulrich.
Sementara itu, anggota senior Institute Hudson Bryan Clark mengungkapkan bahwa situasi Perang Dunia III tak dapat terhindarkan apabila NATO kolektif melakukan intervensi secara langsung dalam konflik tersebut. Ini serupa dengan yang dikhawatirkan Inggris.
Bryan menilai konflik antara Ukraina dan Rusia dapat menjadi awal konfrontasi global yang memicu konflik di wilayah lain. Terlebih, Ukraina bukan anggota NATO sehingga blok barat tak punya dasar untuk menggerakkan pasukan.
“Rusia dapat mengelola operasinya di Ukraina untuk menjaga agar konflik tidak meningkat di luar kendali,” ucap mantan Direktur Naval Operations Strategic Studies Group ini.
“AS, NATO dan Uni Eropa telah berdamai untuk tidak melakukan intervensi militer,” sambung Bryan.