JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyatakan total korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah menjadi 124 orang.
Data ini adalah data terbaru yang dikumpulkan BNPB per Rabu (7/4) setelah dilakukan verifikasi dan identifikasi terhadap jenazah yang ditemukan.
“Perkembangan terakhir 124 orang yang meninggal dan yang hilang ada 74,” kata Raditya dikutip cnnindonesia.com.
Rinciannya, sebanyak 67 orang meninggal berasal dari Kabupaten Flores Timur, 28 orang dari Kabupaten Lembata, 21 orang dari Kabupaten Alor, tiga orang dari Kabupaten Malaka, dua orang dari Kabupaten Sabu Raijua.
“Satu orang dari kota Kupang, satu orang dari Ende, dan satu orang lagi dari Kabupaten Kupang,” kata dia merinci.
Sementara itu, untuk 74 orang yang dilaporkan hilang sebanyak enam orang merupakan warga Flores Timur, 44 orang warga Kabupaten Lembata, dan 24 orang dari Kabupaten Alor.
“Untuk korban luka-luka total ada 129 orang,” kata dia.
“Satu orang dari kota Kupang, satu orang dari Ende, dan satu orang lagi dari Kabupaten Kupang,” kata dia merinci.
Sementara itu, untuk 74 orang yang dilaporkan hilang sebanyak enam orang merupakan warga Flores Timur, 44 orang warga Kabupaten Lembata, dan 24 orang dari Kabupaten Alor.
“Untuk korban luka-luka total ada 129 orang,” kata dia.
Cuaca di Nusa Tenggara yang masih terkena dampak siklon tropis seroja. Kata dia, berdasarkan data terbaru dari BMKG, per 7 April ini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan melanda wilayah Jawa bagian Tengah hingga Bali dan NTB.
“Gelombang laut tinggi juga masih akan terjadi di wilayah perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” kata dia dikutip cnnindonesia.com. (zik)