JAKARTA, HOLOPIS.COM Ketua MUI Pusat bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengajak semua pihak untuk menurunkan tensi polemik wayang dalam hukum Islam.

Ia juga meminta agar semua pihak untuk tidak saling serang di ruang publik. Sebab kata dia, tak akan menyelesaikan masalah.

“Kalau saling serang di ruang publik bukan menyelesaikan masalah. Mari saling turunkan tensinya,” tulus Cholil dalam cuitannya di akun Twitternya @cholilnafis, yang dikutip Selasa (22/2).

Cholil menekankan bahwa hukum wayang dalam Islam bisa dijelaskan. Namun mengenai polemik ini, Ia mengimbau alangkah baiknya jika saling memaafkan dan berjanji untuk tidak mengulanginya jika telah melukai perasaan seseorang.

“Efek merasa dilukai akan berbalas melukai. Ini dakwah yang kontraproduktif,” kata Cholil.

Sebelumnya, polemik mengenai wayang ini bermula ketika Khalid Basalamah merespon pertanyaan dari jamaah mengenai hukum wayang dalam Islam. Ia pun menyebut agar wayang ditinggalkan dan meminta dalang bertaubat karena tak sesuai dengan standar syariat Islam.

Pernyataan itu lantas menuai reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat, terutama dari kalangan seniman wayang.

Tak lama berselang, pendakwah KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang kerap disapa Gus Miftah menggelar sebuah pertunjukan wayang kulit di Pondok Pesantren asuhannya, Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.

Publik menilai bahwa pertunjukan itu mengandung sindiran yang diduga ditujukan kepada penceramah Khalid Basalamah yang sebelumnya sempat mempermasalahkan keharaman wayang.

Dalang Warseno Hardjodarsono alias Ki Warseno Slank pada pertunjukan itu menampilkan tokoh yang menyerupai sang penceramah yang berkali-kali digebuk oleh lakon wayang lain. Pertunjukan itu lantas menuai kecaman dari khalayak netizen.