JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2022 turun US$ 3,6 miliar menjadi US$141,3 miliar. Penurunan itu salah satunya dipicu oleh pembayaran utang luar negeri.
“Penurunan posisi cadangan devisa pada Januari 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2).
Selain itu, penurunan cadangan devisa itu juga dipicu oleh menurunya penempatan valuta asing (valas) di BI, antara lain sebagai langkah antisipasi likuiditas valas sejalan dengan aktivitas perekonomian yang berangsur membaik.
Menurut Erwin, cadangan devisa Indonesia saat masih tergolong tinggi. Ia pun mengungkapkan bahwa cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan
tersebut masih tergolong tinggi. Erwin menegaskan cadangan devisa Indonesia masih berada di atas standar Internasional. 7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ungkapnya.
Erwin mengatakan, cadangan devisa tersebut terbilang masih cukup untuk mendorong ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekomi dan sistem keuangan Indonesia.
BI memproyeksi, cadangan devisa mendatang akan mengalami peningkatan. Hal itu seiring dengan stabilitas serta prospek ekonomi yang terjaga, sebagai akibat dari kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.
Sebagai informasi, cadangan devisa merupakan cadangan aset dalam mata uang asing, seperti dolar AS, Euro, yen, atau lainnya yang disimpan oleh bank sentral dan otoritas moneter. Di Indonesia, aset tersebut disimpan oleh BI sebagai bank sentral Indonesia.