JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bank Indonesia (BI) menyakini adanya penurunan harga (deflasi) sebesar 0,10% pada periode Februari 2022. Hal ini merujuk pada survei pemantauan harga (SPH) pada minggu pertama Februari 2022.
“Secara tahun kalender sebesar 0,46% ytd dan secara tahunan inflasi sebesar 1,97% yoy,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, (4/2).
Erwin mengungkapkan, tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun dari yang semula 90,34 basis poin (bps) pada 28 Januari 2022 lalu, turun ke 87,63 bps per 3 Februari 2022.
Sementara itu, Erwin juga mengungkapkan bahwa tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun stabil pada level 6,43 persen. Sementara kenaikan terjadi pada yield surat utang AS US Treasury 10 tahun ke level 1,831 persen.
Kendati demikian, Erwin menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau perekonomian Indonesia, termasuk dampak dari laju penyebaran Covid-19 yang kian melonjak.
“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu,” terang Erwin.
Lebih lanjut, BI bersama pemerintah juga akan mengatur strategi lanjutan demi tercapainya stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan di Tanah Air.