JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, mengatakan bahwa ia telah memberikan perintah kepada pasukan keamanan dan tentara untuk melepaskan tembakan dengan kekuatan mematikan kepada pengunjuk rasa yang ia anggap sebagai bandit dan Teroris.

Dilansir dari The Guardian, Jum’at (7/1), Tokayev mengatakan kekuatan mematikan tanpa peringatan akan terus digunakan terhadap demonstran yang kejam.

Pihak berwenang mengatakan, puluhan pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan serta 18 orang dari polisi dan pasukan keamanan.

Sementara itu, lebih dari 3.000 orang telah ditahan, akibat kerusuhan yang terjadi.

Aksi protes di Kazakhstan.
Aksi protes di Kazakhstan.

Tokayev mengklaim, bahwa semua tuntutan yang dibuat dengan bentuk damai telah didengar, namun ia mengabaikan sebagian besar pengunjuk rasa yang dianggap sbagai penjahat
Ia mengatakan sebanyak 20.000 bandit terlibat dalam kerusuhan di Almaty.

“Di luar negeri ada seruan agar kedua belah pihak mengadakan negosiasi untuk resolusi damai. Negosiasi macam apa yang bisa Anda lakukan dengan penjahat? Kami berurusan dengan bandit bersenjata. Bandit dan teroris, yang harus dihancurkan,” kata Tokayev.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev (Foto: Photo by Yevgeny BIYATOV / SPUTNIK / AFP)

Tokayev juga mengucapkan terima kasih kepada pasukan penjaga perdamaian yang dikirim oleh Rusia dan negara-negara lain dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, pasukan penjaga perdamaian Rusia menjaga bandara Almaty pada hari Jumat (7/1) dan situs infrastruktur utama lainnya.

Menurut aliansi regional tersebut, pasukan Rusia yang hadir berjumlah sekitar 2.500 personel.

Aksi protes pertama kali dimulai minggu ini saat harga BBM mengalami kenaikan tajam hingga berlipat ganda.