JAKARTA, HOLOPIS.COM – Manajer Insiden Badan Kesehatan Dunia (WHO), Abdi Mahamud, mengatakan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm memberikan perlindungan terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian dari varian Omicron.

Penilaian terkait vaksin yang banyak digunakan di China dikemukakan beberapa hari setelah sejumlah studi laboratorium awal menunjukkan bahwa tiga dosis Sinovac tidak menghasilkan antibodi yang cukup untuk mencegah infeksi dari varian baru seperti Omicron.

Para peneliti dari Universitas Yale, Kementerian Kesehatan Republik Dominika dan lembaga lainnya menyimpulkan bahwa dua dosis Sinovac dengan satu suntikan Pfizer tidak cukup untuk menghentikan infeksi COVID-19 Omicron.

Mahamud mengatakan pada Selasa bahwa meskipun Omicron COVID-19 dapat menghindari antibodi dan menyebabkan infeksi, bukti muncul bahwa vaksin COVID-19 masih dapat melindungi dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

“Vaksin memiliki peringkat yang berbeda dalam hal pencegahan infeksi, tetapi yang kita ketahui sejauh ini adalah semuanya mencegah kematian. Prediksi kami adalah kemampuan mereka untuk mencegah penyakit parah, rawat inap dan kematian akan dipertahankan,” kata Mahamud mengutip South China Morning Post, (7/1).

Vaksin Sinovac dan Sinopharm menunjukkan bahwa keduanya dapat melindungi dari risiko penyakit parah, rawat inap, hingga kematian, perlindungan ini merupakan respons sel T.

Sel T adalah bagian dari sistem kekebalan dan berkembang dari sel punca di sumsum tulang. Mereka membantu melindungi tubuh dari infeksi dan dapat membantu melawan kanker, mengutip cancer.gov.

Tubuh manusia memiliki lapisan kekebalan yang berbeda dan ketika antibodi gagal mencegah infeksi, sel T, sejenis sel darah putih yang menyerang sel yang terinfeksi, dapat membentuk lapisan pertahanan lain.