JAKARTA, HOLOPIS.COMPelanggan PT KAI bernama Basdian Kurniadi menyampaikan keresahannya terhadap pelayanan PT Kerata Api Indonesia (KAI). Salah satunya adalah sikap penyepelean dari petugas yang berjaga. Tidak hanya itu, saat komplain, pelanggan pun malah bersikap kasar dan tidak sopan.

“Saya ingin melaporkan kejadian tidak menyenangkan yang saya alami di Stasiun Gubeng Surabaya karena perlakuan petugas atas nama Putut,” kata Basdian, Senin (3/1).

Ia pun menceritakan kronologis situasi di Stasiun Gubeng Surabaya yang membuat dirinya dan beberapa penumpang lainnya merasa kesal.

Saat itu, ia bersama dengan para penumpang KRD (681) asal Surabaya Gubeng tujuan Pasuruan berada di Stasiun. Kereta dijadwalkan berangkat pukul 03.10 WIB dari Surabaya Gubeng. Namun hingga mendekati waktu berangkat, gerbang boarding belum dibuka dan tidak ada petugas.

Tepat pada pukul 03.10 WIB, petugas jaga baru saja datang dan membuka gerbang boarding. Hasilnya, kereta sudah lebih dahulu berangkat sehingga para penumpang terlantar di stasiun.

“Pukul 03.10 petugas baru datang dan membuka gerbang boarding. Alhasil ketika kami sedang menuju kereta, kereta lebih dulu berangkat dan kami tertinggal,” jelasnya.

Merasa tertinggal kereta karena kesalahan petugas, ia bersama penumpang lainnya pun meminta pertanggungjawaban dari petugas. Sayangnya, bukannya mendapatkan pelayanan yang baik, justru disepelekan, yakni agar penumpang mengikhlaskan saja kondisi itu dan memilih membeli tiket baru.

“Saya bersama penumpang yang lain mencoba meminta pertanggungjawaban kepada petugas yang bersangkutan namun seakan lepas tangan, kami hanya diberikan alternatif untuk membeli tiket dan naik kereta selanjutnya dengan tujuan Bangil (16 km dari Stasiun Pasuruan),” ujarnya.

Bukan persoalan pembelian tiket baru, Basdian mengatakan bahwa situasi itu adalah persoalan waktu. Apalagi jadwal kereta dengan tujuan yang sama tidak bisa langsung ada, sehingga jadwal kerjanya pun terganggu.

“Kereta Bangil ke Pasuruan baru ada pukul 13.38 dan kereta Surabaya Gubeng ke Pasuruan baru ada pukul 11.41,” paparnya.

Merasa disepelekan, ia pun mencoba meminta pertanggungjawaban kepada petugas. Di sinilah petugas yang bernama Putut malah menantang tarung fisik. Sikap tidak menyenangkan semacam ini menurutnya sangat tidak bisa ditolerir.

“Tentu kemudian saya meminta pertanggungjawaban lebih lanjut karena saya bersama penumpang lain ketinggalan kereta bukan karena kesalahan kami. Petugas malah bangkit dari kursinya dan menantang saya untuk berkelahi sambil mengucapkan kata-kata yang tidak pantas,” tandas Basdian.

“Kami bukan mempersoalkan kerugian tiket seharga Rp 6000, tapi kami memiliki tanggung jawab untuk bekerja di pagi hari dan mempercayakan transportasi kami kepada PT. KAI. Apalagi perlakuan tidak pantas yang secara pribadi saya dapat dari petugas yang bersangkutan,” tambahnya.

Salah satu penumpang kereta yang sama, Okky Cita pun menyampaikan keluhan yang sama.

Melalui akun Twitternya, Okky mengaku sudah berada di Stasiun sebelum jadwal kereta datang yakni pukul 03.02 WIB. Saat itu ia melihat gerbang boarding masih tertutup dan tidak ada petugas yang berjaga.

Kemudian penjelasannya pun mengamini keterangan dari penumpang sebelumnya, bahwa petugas baru datang pukul 03.10 WIB, sementara kereta sudah lebih dahulu berangkat sehingga para penumpang tertinggal kereta.

Bukannya mendapatkan pertanggungjawaban dan pelayanan yang baik, petugas yang ada di lokasi malah bersikap kasar.

https://twitter.com/okkyci/status/1477736517141286912?t=CA6eyeoYQ4TuzcaF8eCS2w&s=19

Mendapati keluhan pelanggan tersebut, PT KAI hanya menyampaikan bahwa pihaknya sudah meneruskan ke unit terkait untuk tindaklanjutnya.

“Selamat pagi Kak. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, mengenai keluhan tersebut sudah Railmin teruskan kepada pihak terkait agar segera ditindaklanjuti. Sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami ya Kak. Trims,” balas @KAI121.

Sikap normatif ini pun direspon ketus oleh publik. Bahkan netizen mempertanyakan respon lebih lanjut seperti apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan transportasi plat merah ini.

“Ini admin socmed kalo cuman jd bumper org² operasional yg bapuk ya mati aja instansinya. Ini masuk complain case nomer brp? Pihak yg terkaitnya siapa? Cara customer follow up kasus ini gimana? Atasannya Putut siapa? Langkah pencegahan agar hal yg sama tidak terulang lagi apa?,” tulis pemilik akun @lacheriebon.