JAKARTA, HOLOPIS.COMKetua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menyampaikan rasa bangga pernah mengenyam bangku kuliah di Universitas Paramadina Jakarta.

“Saya bangga pernah berkuliah di Universitas Paramadina,” kata Giring dalam sebuah videonya yang ia unggah di akun Instagram dan dikutip oleh Holopis.com, Jumat (31/12).

Namun di tengah perjalanan pendidikannya di kampus yang ada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan itu, Giring mengakui sempat drop out (DO) karena kondisi yang dianggapnya sangat mendesak.

Ada dua alasan mengapa dia tidak melanjutkan studinya sebagai Mahasiswa S1 di fakultas ilmu hubungan internasional. Yakni ingin berkarir dan menghasilkan uang sendiri.

“Setelah berjalan beberapa semester ternyata saya dihadapkan dua pilihan, melanjutkan kuliah atau membangun karir di industri musik, kemudian saya memilih untuk membangun mimpi saya di karir musik bersama Nidji, saya milih musik karena saya ingin kejar mimpi-mimpi saya karena itu passion saya,” paparnya.

Dan alasan kedua adalah faktor orang tua, ia tak ingin membebani ibunya yang merupakan seorang janda. Terlebih ia hanya ingin ibunya bahagia dan tidak terbebani secara finansial untuk membiayai pendidikannya di perguruan tinggi tersebut.

“Saya gak mau merepotkan ibu saya yang single parent, semenjak 1998 ketika almarhum bapak meninggalkan kami semua. Itulah saya yang harus menelan kenyataan pahit karena tidak punya banyak pilihan, harus memilih kerja atau kuliah,” imbuhnya.

Musisi sekaligus politisi kelahiran Jakarta 14 Juli 1983 ini mengatakan, bahwa dirinya hanya memiliki cita-cita besar, yakni memberangkatkan ibunya menunaikan rukun Islam yang kelima yakni ibadah haji. Dan ia merasa sangat bersyukur bahwa di tahun 2008 ia bisa bersama sang ibu berangkat menunaikan ibadah haji di Makkah.

Bagi Giring, tercapainya cita-citanya itu bisa terwujud berkat kerja kerasnya di belantika musik bersama grup band Nidji.

“Cita-cita saya sederhana kok, saya ingin mandiri tdk ingin merepotkan ibu saya yg single parent, saya ingin ibu saya bahagia dan ingin berangkat naik haji bersama ibu saya,” tandasnya.

Lebih lanjut, Giring juga menepis bahwa dirinya dikeluarkan dari Universitas Paramadina Jakarta oleh Anies Baswedan. Padahal dikatakan Giring, saat ia aktif tercatat sebagai Mahasiswa, rektornya bukan Anies Baswedan, melainkan masih Cak Nur.

“Di kampus Paramadina, saya tidak pernah bertemu langsung dengan mas Anies. Saat saya masuk rektor kami saat itu adalah almarhum Dr Nurcholis Majid atau Cak Nur. Ketika Cak Nur wafat, saya sempat mengantarkan beliau ke pemakaman,” ucapnya.

“Jadi ketika saat mas Anies jadi rektor saya sudah tidak aktif lagi di kampus, dan fokus saya membangun Nidji waktu itu,” tambahnya.