JAKARTA, HOLOPIS.COM Inggris kembali mencetak rekor kasus Covid-19 pada Jumat (24/12). Tercatat 122.000 kasus baru dalam sehari. Jumlah ini meningkat 2.000 kasus dibanding Kamis.

Kendati demikian, hingga saat ini Perdana Menteri Boris Johnson masih belum membuat aturan baru menjelang Natal dan Tahun Baru. Hal ini karena masih belum ada kepastian terkait tingkat keparahan Omicron dengan rawat inap.

Studi awal menunjukkan, varian Omicron ini memiliki tingkat rawat inap lebih rendah dibanding varian Delta. Walaupun demikian, pejabat kesehatan meminta publik untuk tidak mengambil keseimpulan sedini mungkin.

“Ada secercah harapan Natal, tapi itu jelas belum pada titik di mana kita dapat menurunkan ancaman serius itu,” kata Jenny Harries, kepala Badan KeamONS, Jumat (24/12).

Jenny mengatakan, prevalensi meningkat di semua wilayah di Inggris, dengan Skotlandia menunjukkan tingkat infeksi terendah pada 1 dari 65 orang pada 19 Desember.

Perkiraan ONS menunjukkan sekitar 1 dari 35 orang di Inggris setara dengan 1,54 juta orang terinfeksi COVID-19 selama enam hari hingga 19 Desember.

Pemodelan awal hari-hari berikutnya menunjukkan bahwa angka meningkat menjadi lebih dari 2 juta orang pada hari Minggu, atau sekitar 1 dari 25.

“Apa yang kita dapatkan sekarang adalah keseimbangan yang sangat baik antara sesuatu yang tampak seperti risiko rawat inap yang lebih rendah – yang merupakan berita bagus, tetapi sama-sama varian yang sangat menular dan yang kita tahu menghindari beberapa pertahanan kekebalan kita.” katanya.

Inggris mencatat, pada Jumat (24/12) angka kematian akibat Covid-19 turun sebesqr 137 dibanding pada hari Kamis, yakni 147 kasus. Walaupun mengalami penurunan, total kematian COVID-19 di Inggris, masih tertinggi di Eropa.