JAKARTA, HOLOPIS.COM Gempa bumi yang belakang ini sering terjadi di wilayah Indonesia, bahkan beberapa diantaranya berpotensi tsunami.

Gempa bumi ini terjadi, karena adanya pelepasan akumulasi energi dalam bentuk gelombang seismik.

Kondisi tersebut mengakibatkan, adanya patahan di wilayah tersebut biasanya terjadi di zona subduksi, jalur sesar atau patahan.

Sebagian gempa yang terjadi beberapa waktu lalu, merupakan jenis gempa tektonik.

“Kondisi tersebut alami dan normal, di jalur tektonik sesar, patahan atau subduksi, terjadi gempabumi. Namun sekali lagi bahwa gempabumi tidak dapat diprediksi baik dari segi ukuran kekuatan gempanya maupun waktu kejadiannya,” kata Yohanes Agus Setyawan, Subkoordinator Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III, Sabtu (18/12).

Lalu, saat terjadi gempa dengan magnitudo besar akan diikuti gempa susulan. Namun, akan melemah baik dari frekuensi gempabumi maupun kekuatan gempabumi.

“Namun sekali lagi gempa unpredictable atau tidak dapat diprediksi,” katanya.

Agus pun menjelaskan, bahwa tidak semua gempa bumi berpotensi tsunami. Ada faktor lain selain posisi episenter gempa di laut.

“Dari kekuatan gempanya (magnitude) yang besar, kedalaman pusat gempa yang dangkal, jenis patahannya vertikal,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Agus juga sampaikan pesan untuk mengantisipasi jika terjadi gempabumi susulan.

Menurutnya, paling utama adalah jangan panik, tetap berpikir jernih. Lindungi kepala, dapat berlindung di bawah meja atau dengan tas, jauhi kaca jendela, dan potensi jatuhnya barang.