Senin, 13 Januari 2025

Mahfud MD Dorong Baznas Buka Kerjasama Entaskan Kemiskinan Masyarakat

JAKARTA, HOLOPIS.COM Ketua Dewan Penggerak Masyarakat Ekonomi Syariah, Prof Mohammad Mahfud MD, meminta kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk membuat program yang lebih kreatif lagi. Misal, bekerjasama mengentaskan kemiskinan di wilayah-wilayah perbatasan dengan bekerjasama dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

“Sekarang bisa dipikirkan kreasinya, bukan hanya dibagi mentah yang jangka pendek, tapi dibuat untuk menghidupkan ekonomi yang bermanfaat mengentaskan kemiskinan,” kata Mahfud MD saat memberikan Keynote Speech pada Rakernas, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Tahun 2022, di Jakarta, Rabu (8/12).

BAZNAS harus menjadi lembaga utama kesejahteraan umat, tidak membiarkan kemiskinan. Karena kalau kita membiarkan kemiskinan itu menurut Allah sebagai pendusta agama.

Kemudian, Mahfud juga memaparkan tentang potensi zakat di Indoensia yang sangat besar, apalagi sedekah seperti yang disampaikan oleh Imam Ghazali, bahwa ini adalah sebuah amal ‘kebaikan tambahan’.

Diingatkan Mahfud, bahwa Baznas harus memaksimalkan potensi untuk benar-benar bisa membantu mengentaskan masalah kemiskinan di Indonesia. Dorongan ini agar Baznas bisa berkolaborasi aktif dengan semua pihak untuk menyentuk masyarakat miskin dan dhuafa di seluruh Indonesia agar bisa merasakan manfaatnya.

“BAZNAS harus menjadi lembaga utama kesejahteraan umat, tidak membiarkan kemiskinan. Karena kalau kita membiarkan kemiskinan itu menurut Allah sebagai pendusta agama,” papar mahfud sembari mengutip Ayat dalam surat Al-Ma’un.

Kenapa BAZNAS harus ikut menyejahterakan? tanyak Mahfud, kerena kesejahteraan umat adalah tujuan negara.

“Adanya negara menurut Islam adalah untuk kemaslahatan umat, sesuai dengan Maqashid asy-syariah berdirinya sebuah negara,” ujar Mahfud yang juga alumni Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Pamekasan, Madura ini.

Lebih lanjut, Mahfud juga mengingatkan kepada para pengelola BAZNAS agar selalu terbuka, akuntable dengan pola kerja yang efisien.

“Pengelolaan harus efisien, terbuka, akuntabel, Contohnya: Umar ibn Abdul Azis menerima surat dari Abu Bakar ibn Hazm, minta tambahan jatah kertas untuk administrasi negara. Kata khalifah: Runcingkan penamu, Rapatkan Tulisanmu, karena aku tak suka membelanjakan harta umat Islam untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka,” pungkas Mahfud.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral