JAKARTA, HOLOPIS.COM Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono menilai, bahwa munculnya kabar varian Omicron tidak perlu membuat masyarakat Indonesia panik.

“Kalau mbesok ada info keberadaan varian Omicron di Indonesia, sebaiknya semua pihak tak perlu heboh atau membuat kehebohan,” kata Pandu, Kamis (2/12).

Ia berharap masyarakat lebih mengutamakan fokus pada penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang baik dan benar, sekaligus melakukan vaksinasi. Dan bagi yang sudah melakukan vaksinasi dosis 1 agar segera melengkapi dosis vaksin.

Karena dengan cara itu, yakni protokol kesehatan dan vaksinasi, Indonesia bisa menghadapi potensi serangan virus tersebut.

“Kita harus percaya diri bahwa ikhtiar yang selama ini dilakukan bisa atasi ancaman varian baru,” ujarnya.

Dan dr Pandu juga mengingatkan agar masyarakat selalu memakai makser saat berada di luar rumah.

“Teruskan ikhtiar tersebut terutama vaksinasi dan pakai masker,” pungkasnya.

Perlu diketahui, bahwa virus ini merupakan varian baru dari Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama otoritas pemerintah dan kesehatan di Afrika Selatan memberikan kode pada varian ini dengan B.1.1.529 dan diberinama varian Omicron.

South Africa : Nov. 24
China : Nov. 25
Belgium : Nov. 26
Botswana : Nov. 26
Netherlands : Nov. 26
The Czech Republic : Nov. 27
United Kingdom : Nov. 27
Germany : Nov. 27
Israel : Nov. 27
Italy : Nov. 27
Australia : Nov. 28
Canada : Nov. 28
Denmark : Nov. 28
Austria : Nov. 29
Ireland : Nov. 29
Portugal : Nov. 29
Spain : Nov. 29
Sweden : Nov. 29
Switzerland : Nov. 29
Brazil : Nov. 30
Japan : Nov. 30
Reunion : Nov. 30
South Korea : Nov. 30
United States : Dec. 1
Ghana : Dec. 1
Nigeria : Dec. 1
Norway : Dec. 1
Saudi Arabia : Dec. 1

Pun sempat dikatakan bisa menjadi potensi penularan lebih ganas lagi, namun WHO menyatakan bahwa masih terlalu dini jika menentukan apakah varian Omicron ini lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin daripada varian Covid sebelumnya tau tidak.