JAKARTA – Pemerintah mengumumkan bahwa mereka telah menyediakan 4 juta dosis vaksin untuk mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi. Namun, jumlah ini masih belum mencukupi kebutuhan vaksinasi nasional.
Oleh karena itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong pemerintah daerah untuk menyiapkan anggaran khusus guna memenuhi kebutuhan vaksin.
“Kita punya dosis (vaksin) 4 juta dan itu tidak akan cukup memenuhi kebutuhan vaksin sapi nasional. Oleh karena itu, kami imbau pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran khusus untuk vaksin,” ujar Sudaryono dalam Rapat Koordinasi Kemenko Bidang Pangan, di Medan, Selasa (21/1) seperti dikutip Holopis.com.
Sudaryono menegaskan bahwa keterlibatan pemerintah daerah untuk ikut serta dalam pemenuhan dosis vaksinasi PMK tersebut, sangat penting dalam rangka mendukung kebutuhan vaksin di seluruh Indonesia.
Karena, pemberian vaksinasi pada sapi peternak sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yang dapat berkembang dengan cepat.
Ia juga menekankan bahwa vaksinasi PMK harus dilakukan secara masif dan merata di seluruh Indonesia. Hal ini penting dilakukan agar tak mengganggu target swasembada daging nasional.
“Sekarang ada beberapa kasus PMK di beberapa daerah. Ini harus kita antisipasi, baik melalui isolasi maupun pemberian vaksin secara rutin. Kami juga terus lakukan monitoring dengan menyediakan 4 juta dosis,” katanya.
Selain itu, Wamentan mendorong sektor swasta dan pengusaha untuk membeli vaksin secara mandiri dan melakukan vaksinasi di tingkat peternak.
Menurutnya, harga vaksin yang terjangkau, sekitar Rp17.000 hingga Rp25.000 per dosis, memungkinkan perusahaan untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi.
“Harga vaksin itu murah, satu dosis Rp17.000-Rp25.000, hanya seharga satu bungkus rokok. Jadi kami mendorong perusahaan untuk melaksanakan vaksin mandiri,” jelanya.
Dengan langkah ini, Wamentan Sudaryono berharap PMK dapat dikendalikan dengan lebih efektif dan populasi sapi di Indonesia dapat terlindungi dari penyebaran penyakit tersebut.