JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terus melemah sepanjang pekan perdagangan, yakni pada periode 13-17 Januari 2025 akibat sentimen global yang mempengaruhi pasar keuangan domestik maupun global.
Menurut data Bloomberg pada Sabtu (19/1), rupiah spot tercatat melemah 1,17 persen, ditutup di level Rp16.380 per USD dari Rp16.190 per USD di awal pekan. Pada perdagangan Jumat (18/1), rupiah juga turun tipis 0,02 persen dalam sehari.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) turun 1,10 persen selama sepekan, berada di level Rp16.373 per USD.
Sebaliknya, Indeks Dolar AS (DXY) justru menguat 0,36 persen pada Jumat, mencapai level 109,35, yang memberikan tekanan tambahan pada mata uang global lainnya terhadap USD.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa pelemahan rupiah masih terkendali meskipun ketidakpastian global meningkat.
“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari 2025 (hingga 14 Januari 2025) hanya melemah sebesar 1,00 persen (ptp) dari level nilai tukar akhir 2024,” ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (15/1) beberapa waktu lalu.
Ia juga menyebutkan bahwa kinerja rupiah relatif lebih baik dibandingkan mata uang regional lainnya, seperti rupee India (-1,20 persen), peso Filipina (-1,33 persen), dan baht Thailand (-1,92 persen).
Ke depan, Perry optimistis nilai tukar rupiah akan stabil, didukung kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas, tingkat imbal hasil yang menarik, inflasi rendah, serta prospek pertumbuhan ekonomi yang positif.
“Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry.
Di sisi lain, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa pelemahan rupiah turut dipengaruhi oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
“Fed akan sangat berhati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga hingga ada kepastian mutlak bahwa inflasi akan kembali turun,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis.
Ibrahim memprediksi, pada perdagangan berikutnya, nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah di kisaran Rp16.360 hingga Rp16.430 per USD.