SUMENEP – Sungguh sedih nasib Muhammad Noeruddin (MN), guru SMA berstatus honorer, yang motor miliknya dibakar Ahmad Qurtubi (AQ) di Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Beruntung, hanya kendaraannya yang hangus. Sebab, MN sempat mendapat ancaman pembunuhan oleh AQ yang masih berusia 19 tahun.
Kronologinya, MN menjadi inspektur upacara, Senin (13/1) pagi, di sekolahnya. Dalam ceramahnya, pihaknya menasihati siswa agar berbakti kepada orang tua dan guru.
Sepulang dari sekolah, MN dicegat oleh AQ di depan rumahnya. Pelaku tersinggung dengan isi ceramah MN yang dinilai menjelekkkan namanya, salah satunya isu ingin membunuh orang orang tuanya.
Kepada pelaku, korban membela diri karena merasa tak menyindirnya sama sekali di hadapan siswa.
Sontak, pelaku yang emosinya tak terkontrol mengeluarkan parang dan mengancam membunuh korban dengan mengayunkan senjatanya ke pipi, pundak dan memukulkan bagian tumpulnya ke kepala korban.
Korban yang terancam, akhirnya melarikan diri menuju kediaman kepala desa setempat untuk melaporkan aksi kriminal pelaku.
“Pelaku menghampiri motor korban dan kemudian membakarnya di lokasi kejadian,” jelas Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, Selasa (14/1).
Selang beberapa waktu kemudian, pelaku berhasil diringkus petugas kepolisian setempat dengan barang bukti berupa sebilah parang sepanjang 79 cm, gagang kayu berbentuk kepala naga, lengkap dengan sarung kayunya.
Akibat perbuatannya, pelaku dikenai Pasal 2 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 terkait kepemilikan senjata tajam tanpa izin, Pasal 406 ayat (1) KUHP tentang pengrusakan barang, serta Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP mengenai perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Sebagai informasi, MN merupakan seorang muallaf asal Ambon yang menjadi guru honorer selama 35 tahun di Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.