Minggu, 12 Januari 2025

Jalan Tol Semarang-Demak Diklaim Bisa Pangkas Waktu Tempuh Jadi 10 Menit

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) terus melanjutkan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, khususnya Seksi II, yakni ruas Kaligawe-Sayung.

Menteri PU, Dody Hanggodo menyampaikan, jalan tol yang ditarget rampung pada April 2027 ini akan memangkas waktu tempuh dari Semarang menuju Demak, atau sebaliknya secara signifikan.

“Jalan tol ini nantinya dapat mempersingkat waktu tempuh dari biasanya 30 menit (normal) hingga 60 menit (saat macet) menjadi 10 menit,” kata Dody dalam keterangan resminya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (12/1).

Dengan waktu tempuh yang lebih singkat, kehadiran jalan tol yang separuhnya menggunakan matras bambu tersebut diklaim bakal memacu pertumbuhan ekonomi nasional lantaran biaya logistik yang rendah.

Baca Juga :  Pemerintah Minta Operator Kasih Diskon Tol 20 Persen Selama Nataru

“Biaya logistik dari Rp25.253 per trip menjadi Rp4.205 per trip,” ujarnya.

Sebagai informasi Sobat Holopis, Jalan Tol Semarang-Demak memiliki total panjang 26,95 kilometer (km) yang terbagi menjadi 2 seksi yakni Seksi I Kaligawe-Sayung dan Seksi II Sayung-Demak.

Adapun untuk Seksi I ruas Kaligawe-Sayung memiliki panjang total 10,64 km yang berada di atas laut. Sedangkan Seksi II Sayung-Demak berada di daratan, dengan panjang total 16,31 km.

Ruas Jalan Tol Semarang-Demak Seksi II Sayung-Demak sendiri telah rampung dibangun dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023 lalu. Sedangkan untuk ruas Seksi II telah mencapai 30,59 persen dengan, target rampung April 2027.

Direktur Jalan Bebas Hambatan KemenPU, Wilan Oktavian menambahkan, Seksi 1 Kaligawe-Sayung terbagi menjadi 3 paket yakni paket 1A dengan progres fisik 47,15 persen, paket 1B dengan progres 28,7 persen serta paket 1C dengan progres 20,83 persen.

Baca Juga :  Menteri Dody Harap Jalan Tol Semarang-Demak Mampu Atasi Banjir Rob Kaligawe - Sayung

“Paket 1B terintegrasi dengan tanggul laut, sedangkan pada paket 1C terdapat dua kolam retensi yang nantinya dapat menampung air dari kawasan dan dipompa ke Sungai Babon untuk selanjutnya dialirkan ke laut,” katanya.

Jalan tol ini menggunakan timbunan di atas laut dengan metode kerja awal menggunakan penghamparan matras bambu setebal 13 lapis.

Selain sistem matras bambu, perbaikan tanah lunak juga dilakukan dengan pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi (PVD) serta pembebanan (pre-loading) menggunakan material timbunan dari material quarry darat.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral