JAKARTA – Bencana banjir rob melanda sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sejak beberapa hari yang lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir rob disebabkan oleh gelombang pasang air laut.
“Banjir ini merendam wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Kecamatan Cantigi, menyebabkan kerusakan pada rumah dan lahan pertanian, serta mengganggu kehidupan ribuan warga,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Rabu (18/12).
Ribuan rumah di tiga desa yakni Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun tergenang air dengan kedalaman antara 30 cm hingga 1,10 meter.
Selain permukiman, lahan sawah di Desa Bulak juga terendam, dengan sekitar 100 ha di antaranya merupakan lahan produktif yang terdampak akibat jebolnya tanggul Sungai Bendo di pintu saluran pembuangan yang tidak berfungsi, menyebabkan air rob meluap.
Abdul menyebut bahwa setidaknya sebanyak 4.354 kepala keluarga (KK) terdampak bencana ini, dengan rincian 2.854 KK di Kecamatan Kandanghaur dan 1.500 KK di Kecamatan Cantigi.
Di Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon menjadi yang paling parah, dengan lebih dari 2.300 rumah terendam. Sementara itu, di Kecamatan Cantigi, desa-desa seperti Cemara dan Cangkring juga mengalami kerusakan signifikan.
Meski tidak ada laporan korban jiwa, bencana ini telah mendorong upaya penanganan bencana dari pihak terkait. BPBD Kabupaten Indramayu, bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan, telah menyalurkan bantuan logistik berupa mie instan, air mineral, biskuit, beras, dan kebutuhan lainnya untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Relokasi bagi 93 KK dari Desa Eretan Kulon yang rumahnya rusak parah sedang diproses, dengan lokasi relokasi di Desa Kertawinangun yang saat ini sedang dalam tahap pengurugan.
Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menetapkan status siaga darurat bencana untuk menghadapi bencana hidrometeorologi ini, yang berlaku dari 25 November hingga 31 Mei 2025. Mengingat cuaca yang terus berubah, BPBD Kabupaten Indramayu terus bekerja sama dengan aparat terkait untuk mendata dan menangani dampak bencana ini.
Hingga Selasa, (17/12) air mulai surut pada sore hari, namun pasang air laut kembali terjadi pada Rabu (18/12) pagi. BPBD Kabupaten Indramayu tetap memantau perkembangan situasi dan siaga untuk melaksanakan penanganan lebih lanjut, demi memastikan pemulihan berjalan lancar bagi masyarakat yang terdampak.