JAKARTA – Kematian Dokter Azmi Fadhlih yang mendadak membuat banyak orang terkejut. Dokter sekaligus influencer itu diduga meninggal dunia karena mengalami pecah pembuluh darah atau Aneurisma.
Aneurisma adalah pembengkakan atau area yang melemah pada dinding arteri, yang bisa terjadi ketika suatu bagian dari arteri menjadi lemah. Bagian arteri yang lemah ini, di bawah tekanan aliran darah yang terus-menerus, dapat membentuk pembengkakan yang mirip dengan balon.
Jika tidak diobati, aneurisma dapat pecah atau robek, menyebabkan komplikasi serius, termasuk pendarahan internal, pembekuan darah, dan dalam beberapa kasus, kematian.
Apa Itu Aneurisma?
Aneurisma adalah pembesaran abnormal pada arteri, yang disebabkan oleh kelemahan pada dinding pembuluh darah. Arteri adalah pembuluh darah besar yang bertanggung jawab mengalirkan darah yang kaya oksigen dari jantung ke bagian tubuh lainnya. Ketika dinding arteri melemah pada area tertentu, tekanan darah yang mengalir melalui pembuluh darah dapat menyebabkan pembengkakan atau aneurisma.
Aneurisma sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga bisa tidak terdeteksi dalam waktu lama. Gejala yang mungkin muncul hanya terjadi ketika aneurisma pecah, menyebabkan masalah kesehatan yang tiba-tiba dan parah. Jika aneurisma pecah, hal ini dapat mengarah pada kondisi yang berbahaya atau mengancam jiwa yang memerlukan perhatian medis segera.
Aneurisma dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, dan lokasi aneurisma menentukan jenisnya. Berikut adalah jenis-jenis aneurisma yang paling umum:
1. Aneurisma Aorta
Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh, dan aneurisma pada area ini adalah yang paling umum. Aneurisma aorta dapat dibagi lagi menjadi:
- Aneurisma Aorta Abdominal (AAA): Terjadi pada bagian aorta yang mengalirkan darah ke perut (abdomen). Ini adalah jenis aneurisma aorta yang paling sering terjadi.
- Aneurisma Aorta Thorakal: Aneurisma ini terjadi di bagian atas aorta, yang berada di dada. Aneurisma jenis ini lebih jarang dibandingkan dengan aneurisma aorta abdominal.
2. Aneurisma Serebral (Aneurisma Otak)
Aneurisma otak, atau aneurisma serebral, mempengaruhi arteri di otak. Jenis yang paling umum adalah aneurisma saccular (disebut juga aneurisma berry), yang berbentuk seperti kantong kecil atau berry yang menempel pada arteri. Aneurisma jenis ini bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk stroke, jika pecah.
3. Aneurisma Karotis
Aneurisma karotis terjadi pada arteri karotis, yang membawa darah ke otak, leher, dan wajah. Aneurisma jenis ini sangat jarang tetapi bisa berbahaya jika pecah.
4. Aneurisma Poplitea
Aneurisma ini berkembang pada arteri di belakang lutut (arteri poplitea). Meskipun lebih jarang, aneurisma jenis ini bisa menyebabkan komplikasi seperti pembekuan darah dan aliran darah yang terganggu.
5. Aneurisma Arteri Mesenterika
Jenis aneurisma ini terjadi pada arteri yang membawa darah ke usus. Aneurisma ini relatif jarang tetapi bisa menyebabkan rasa sakit perut yang parah jika pecah.
6. Aneurisma Arteri Splenik
Aneurisma ini berkembang di arteri yang membawa darah ke limpa. Meskipun jarang terjadi, aneurisma jenis ini dapat mengancam nyawa jika pecah.
Seberapa Umum Aneurisma?
Aneurisma tidak jarang terjadi, tetapi frekuensinya bervariasi tergantung jenisnya. Sebagai contoh, aneurisma otak mempengaruhi antara 2% hingga 5% dari populasi umum, dan sekitar 25% dari individu tersebut memiliki lebih dari satu aneurisma. Meskipun sebagian besar aneurisma otak tidak pecah, mereka tetap dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan jika pecah.
Aneurisma aorta lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, terutama aneurisma aorta abdominal, yang lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sekitar 1% pria berusia 55 hingga 64 tahun terpengaruh oleh aneurisma aorta abdominal, dan kemungkinan ini meningkat dengan setiap dekade.
Kesimpulannya Sobat Holopis, Aneurisma adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan komplikasi mengancam jiwa jika tidak diobati. Memahami berbagai jenis aneurisma, penyebabnya, dan faktor risiko dapat membantu dalam deteksi dini dan pencegahan.
Jika Sobat Holopis memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga aneurisma, tekanan darah tinggi, merokok, atau riwayat penyakit kardiovaskular, penting untuk memantau kesehatan Sobat Holopis secara teratur dan mencari perhatian medis jika Sobat Holopis mengalami gejala.