JAKARTA – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menganggap bahwa PDIP saat ini menunjukkan sikap buruknya usai mengalami kekalahan telak di sejumlah daerah dalam Pilkada 2024, khususnya di Jawa Tengah.
“Buruk rupa cermin dibelah,”kata Haidar Alwi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (29/11).
Sebagaimana diberitakan di berbagai media, PDI Perjuangan menuduh Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai penyebab kekalahannya di sejumlah daerah strategis dalam pilkada serentak 2024.
Jika memang menuding Pilkada 2024 curang karena calonnya kalah di Sumut, Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur, mengapa narasi tersebut tidak sama disampaikan di daerah yang menunjukkan calon yang diusung PDIP menang, seperti di Bali.
“Anehnya, di daerah yang berhasil dimenangkannya, mereka justru berterima kasih dan mengapresiasi Polri,” ujarnya.
Tak puas hanya mengkambinghitamkan Joko Widodo dan Kapolri, PDI Perjuangan bahkan meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga menempatkan institusi Polri di bawah Kemendagri atau di bawah TNI.
“Mereka lupa mantan cawapresnya, Mahfud MD pernah mengatakan bahwa reformasi kepolisian tidak perlu perubahan status institusi Polri menjadi di bawah kementerian. Mereka juga lupa pernah mengatakan bahwa menempatkan Polri di bawah TNI adalah sebuah kemunduran,” ucapnya.
Lantaran isu ini kembali dihembuskan usai PDI Perjuangan mengalami kekalahan di pilkada serentak 2024, maka R Haidar Alwi menilai usulan tersebut jelas-jelas kental akan muatan politik ketimbang semangat perbaikan penegakan hukum seperti yang didalihkan.
“Serangan-serangan keras yang ditujukan kepada pribadi Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo semakin menegaskan usulan PDI Perjuangan beraroma dendam dan sakit hati karena kekalahan beruntun di pilpres dan pilkada serentak 2024,” jelas R Haidar Alwi.
Sebagai partai besar yang berpengalaman, PDI Perjuangan seharusnya berjiwa kesatria bukan bermental pecundang. Menerima kekalahan, evaluasi internal hingga melakukan pembenahan lebih terhormat daripada menyalahkan pihak lain.
“Saya berpesan, Megawati jangan mau dibodoh-bodohi oleh jajarannya yang mengkambing hitamkan Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menutupi kegagalan mereka yang bertanggung jawab dalam pemenangan paslon yang diusung partainya,” pungkasnya.