SOPPENG, HOLOPIS.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 19 November 2021 di Soppeng, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Tetap Viral tanpa Hilang Moral”.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini, yakni Dosen Retno Manuhoro; Mahasiswa sekaligus Influencer Hafid Pratama; Penulis Wiwiek Dwi Endah; dan LKBN Antara Fauzi Lamboka. Sedangkan moderator yaitu Aguslia Hidayah selaku Jurnalis. Kegiatan yang diadakan secara gratis ini diikuti oleh 704 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Materi pertama dibawakan Retno Manuhoro dengan tema “Positif, Kreatif, Aman di Internet”. Menurut dia, viral merupakan suatu istilah yang menjelaskan suatu fenomena atau informasi yang menyebar luas dengan cepat.

Konten-konten positif yang berpotensi menjadi viral di dunia maya, misalnya, dapat berisi pesan yang solutif atau mencari jalan keluar atas persoalan warganet, serta penyampaian pesan yang inspiratif dan interaktif. Selain itu, influencer juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan para pengikutnya followers ke arah yang positif.

Selanjutnya, Hafid Pratama menyampaikan paparan berjudul “Konten Digital yang Boleh dan Tidak Boleh”. Ia mengatakan, dalam membuat konten yang berkualitas, warganet perlu memperhatikan sejumlah hal, diantaranya pikirkan konsep, pahami target audiens, pilih media sosial yang tepat, melakukan personal branding, hindari meniru konten milik orang lain, serta dapat mengikuti perkembangan. “Manfaatkan fitur di media sosial untuk menyapa followers,” imbuh dia.

Pemateri ketiga, Wiwiek Dwi Endah, memaparkan materi bertema “Memahami Batasan dalam Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”. Menurut dia, dalam menyampaikan konten atau berpendapat, hal yang perlu diperhatikan, misalnya menghindari opini yang memicu perpecahan, memahami isu secara detail, pikirkan kembali sebelum dibagikan, gunakan bahasa yang sopan dan santun, serta patuhi UU yang berlaku. “Ada banyak hal lebih penting daripada membaca komentar negatif di media sosial,” tuturnya.

Adapun Fauzi Lamboka, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Jejak Digital Itu Kejam”. Ia mengatakan, jejak digital merupakan kumpulan aktivitas dari semua data digital, tidak mudah dihilangkan, dan berpotensi disalahgunakan. Oleh sebab itu, warganet harus dapat mengelola jejak digital agar tidak merugikan dirinya di kemudian hari. Yakni, dengan rutin memeriksa pengaturan privasi, mengontrol diri dalam mengunggah konten, atau menjaga etika saat berkomunikasi.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Aguslia. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Sri Rahayu yang bertanya tentang perlu atau tidak pendidikan kepada masyarakat untuk memahami konten mengingat banyaknya konten negatif yang langsung diterima mentah-mentah. Menanggapi hal tersebut, Hafid Pratama bilang, sejatinya sudah ada upaya dari pemerintah untuk mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.