HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Bawaslu Totok Hariyono menyebut para jurnalis serta media massa itu mitra strategis Bawaslu dalam melaksanakan tugas dan kewenangan. Bahkan tak jarang, banyak tulisan media yang dijadikan sebagai informasi awal oleh pengawas pemilu dalam menelusuri ada tidaknya pelanggaran pemilu/ pemilihan.

“Beritanya wartawan itu bisa menjadi informasi awal. Misal banyak ya, di Citaru yang ada pengungsi yang ditulis wartawan tidak mendapatkan hak pilih, nah ini Bawaslu langsung mengkaji penelusuran wal, kenapa itu dan merekomendasikannya ke KPU,” sebut Totok dalam diskusi yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Kamis (14/11).

Hal lainnya, Totok mengungkapkan Ketika mendapatkan berita terkait TPS tidak akses, pengawas pemilu langsung mengecek serta menindaklanjuti hal tersebut. Kemudian pengawas pemilu memberikan saran perbaikan kepada KPU.

Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa itu menegaskan peran media, terlebih dalam negara berkembang itu sangat penting. Bagi Totok, Bawaslu dan media itu sama-sama independent, tidak berpihak, dan harus terbuka.

“Bawaslu harus terbuka, kalau ada pelanggaran tidak boleh disembunyikan. Media juga sama. Media punya kode etik, Bawaslu juga punya kode etik. Artinya peran media menjadi sama dengan Bawaslu sebagai pengawas pemilu. Karena itu kerja sama kami dengan media sangat kuat,” papar dia.