Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menyampaikan, bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu variabel penting suatu negara untuk bisa menjadi negara maju.

Namun persoalannya, kualitas SDM yang dalam hal ini adalah masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah, atau low quality.

Hal itu disampaikannya dalam dalam Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia yang menurutnya masih berkompetensi rendah menjadi sebuah masalah yang cukup sulit untuk dihadapi, terutama bagi pihaknya di Kemenko PMK.

“Kita menghadapi permasalahan sumber daya manusia dan kebudayaan yang cukup berat, yaitu pertama kita punya masyarakat kita penduduk Indonesia yang mayoritas masih low quality, masih punya kompetensi yang rendah,” katanya, yang dikutip Holopis.com, Sabtu (9/11).

Pratikno mengatakan, apabila kompetensinya rendah, tentu tidak produktif, tidak kompetitif, dan tak mampu mendongkrak pembangunan ekonomi.

Namun di sisi lain, masalah kesehatan juga penting. Sebab setinggi apapun kompetensi masyarakat, tidak akan bisa produktif jika masyarakatnya sendiri tidak sehat

“Oleh karena itu kita harus meningkatkan kualitas kesehatan agar masyarakat produktif, negara tidak terbebani dengan anggaran yang berat, dan kemudian kita bisa menghasilkan usia produktif yang berkualitas,” tuturnya.

Selanjutnya, lanjut dia, meski pendidikan tinggi tetap tidak akan berkontribusi apabila tidak relevan. Sehingga faktor relevansi menjadi penting.

“Jadi bagaimana kita kompetensinya tinggi, kesehatannya baik, dan relevansinya tinggi. Itulah masalah dasar yang dihadapi oleh kementerian-kementerian dan lembaga di dalam koordinasi Menko PMK,” imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Praktikno, pihaknya di Kemenko PMK berusaha untuk meningkatkan peran orkestrasi dalam bersinergi, bukan hanya sinergi horizontal, tetapi juga sinergi vertikal.

Lebih lanjut lagi, mantan Mensesneg itu menegaskan, bahwa permasalahan tersebut tidak bisa jika hanya diatasi oleh pemerintah pusat. Sebab bagaimanapun, pemerintah daerah harus turut berkontribusi dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

“Ujung-ujungnya tetap saja kemudian di daerah sampai ke tingkat desa. Itulah Bapak-Ibu menjadi PR kita bersama,” ujarnya

“Saya mengajak Bapak-Ibu untuk menjadi bagian dari koalisi besar membangun manusia yang sehat, yang pintar, yang relevan, dan berakar kepada kebudayaan Indonesia,” pungkasnya.