HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pelatih AC Milan Paulo Fonseca menilai bahwa pertandingan melawan Real Madrid lebih mudah ketimbang ketika bermain di Serie A. Hal itu diungkapkannya pasca Rossoneri memenangkan laga kontra Los Blancos, Rabu (6/11).
Dalam pertandingannya di Santiago Bernabeu, AC Milan sukses meraih kemenangan dengan skor telak 3-1. Tiga gol kemenangan Rossoneri itu dicetak oleh Malick Thiaw, Alvaro Morata dan Tijjani Reijnders. Sedangkan, satu-satunya gol dari Real Madrid diciptakan Vinicius Junior.
AC Milan pun tampil cukup ciamik meski harus bermain di bawah tekanan supporter tim tuan rumah. Meski kalah secara penguasaan bola, namun Rossoneri lebih efisien dari segi serangan.
Tercatat, AC Milan mampu melepaskan tembakan sebanyak 14 kali, dengan tiga diantaranya berbuah gol.
Di sisi lain, Real Madrid juga sejatinya punya percobaan tendangan lebih banyak yakni 21 kali dengan 10 diantaranya on target, namun hanya satu gol saja yang berhasil diciptakan.
Fonseca pun menilai bahwa pencapaian itu tak lepas dari keberanian yang ditampilkan AC Milan.
“Saya pikir kami menang karena para pemain memiliki keberanian untuk datang ke sini dan menunjukkan permainan kami, tanpa rasa takut pada apa pun,” ungkap Fonseca, seperti dikutip Holopis.com dari Sky Sport Italia.
Fonseca menilai AC Milan layak meraih kemenangan karena nyatanya bermain dengan kualitas.
“Kami ingin mempertahankan bola, kami melakukan sejumlah hal bagus di babak pertama lalu berjuang lebih keras usai jeda, tapi kami melakukannya bersama-sama dan pantas meraih kemenangan ini. Bukan hanya karena kami mencetak tiga gol, tapi karena kami juga permainan kami berkualitas,” tambahnya.
Hasil kemenangan itu jadi yang kedua kali secara beruntun untuk AC Milan, dimana sebelumnya Rossoneri menang kontra Monza di Serie A dengan skor 1-0 tanpa balas.
Berkaca dengan penampilan melawan Monza, Fonseca kemudian menilai bahwa bertanding kontra Real Madrid nyatanya lebih mudah daripada bermain di Serie A.
“Sejujurnya, saya harus melihat konteksnya secara keseluruhan. Menurut cara saya bermain sepak bola, ini adalah laga dengan banyak ruang untuk dimainkan. Orang-orang di luar Italia tidak mengerti bagaimana sulitnya Serie A,” ujarnya lagi.
“Monza bermain man-marking, Cagliari juga akan begitu, Anda pun akan lihat Atalanta adalah satu-satunya tim yang mengalahkan Bayer Leverkusen musim lalu dan mereka pun menerapkan man-marking,” sambungnya.
“Jujur sih, lebih sulit bermain di Serie A daripada di Liga Champions karena masalah taktis ini. Lebih mudah bagi kami untuk bermain malam ini, meski pun melawan Real Madrid yang notabene tim terbaik di dunia, karena ini sangat berbeda,” imbuhnya.