HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI, Maman Imanul Haq menyarankan agar Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih harus menunjukkan sikap tegas dan berani dalam memimpin lembaga negara tersebut.

“Saya ingin menggaris bawahi pidato Presiden, bahwa pejabat harus berani. Maka saya minta pak Menteri dan apalagi sahabat saya orang tua saya Pak Romo Syafi’i harus berani ngganti staf Bapak di tingkatan eselon yang akan mengganggu Kementerian Agama,” kata Maman saat Rapat Kerja Komisi VIII dengan Kementerian Agama di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/10).

Ia meminta agar Kementerian Agama tidak seperti di era Yaqut Cholil Qoumas. Di mana menurutnya, Kementerian tersebut merasa menjadi sesuatu yang sangat eksklusif sehingga tidak butuh komunikasi dengan mitra kerjanya di legislatif, yakni Komisi VIII.

“Jangan sekali-kali tidak berkomunikasi dengan DPR, dengan komisi VIII. Komunikasinya harus lancar. Periode kemarin adalah periode terburuk di komisi VIII hubungan dengan Menteri, Menteri Agama,” ujarnya.

Maman secara tegas menyampaikan keluhannya atas hubungan birokrasi antara Komisi VIII dengan Menteri Agama yang dinilai berjalan sendiri tanpa berkonsultasi dengan DPR RI sebagai mitra kerjanya.

Apalagi kata Maman, Menteri Agama mengambil kebijakan sering atas inisiatif sendiri, kemudian staf-staf khusus Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) merasa berkuasa di Kementerian tersebut, yang ini membuat hubungan antara Komisi VIII dengan Kementerian Agama menjadi cukup rumit.

“Kami dianggap tidak ada, staf-staf khusus tiba-tiba berkuasa. Penunjukan petugas-petugas haji ternyata ditunjuk orang-orang dekatnya yang tidak profesional, tidak bekerja, dan lain sebagainya,” tegas Maman.

Oleh karena itu, politisi PKB ini pun berharap di era kepemimpinan KH Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama, kejadian-kejadian semacam itu tidak akan terulang kembali.

“Saya yakin bapak sebagai Imam besar Istiqlal, guru saya dan saya sering berkomunikasi dengan bapak itu tidak akan terjadi lagi di periode ini,” tegasnya.

Bahkan Maman pun menagih janji dan sumpah Romo Muhammad Syafi’i sebagai Wakil Menteri Agama untuk membuktikan bahwa Kementerian Agama harus menjadi kementerian yang bersih dan berintegritas.

“Romo, tolong romo. Romo itu pernah sumpah di depan Ka’bah, bahwa Kementerian Agama ini harus bersih dan lain sebagainya. Saya akan tagih dia ketika hari ini dia jadi pejabat,” sambung Maman.

Lebih lanjut, Maman berpesan kepada Kementerian Agama agar menjadikan Komisi VIII sebagai mitra kerja dan teman yang baik. Sehingga tidak perlu ada upaya menghindar-hindar ketika diajak ngobrol bersama seperti yang terjadi di Kementerian Agama era Yaqut Cholil Qoumas.

Di mana Menteri Agama sampai akhir masa periodesasi DPR RI 2019-2024, tak kunjung menghadiri rapat Panitia Khusus (Pansus) Haji yang diselenggarakan oleh DPR untuk mengaudit penyelenggaraan Haji 2024 yang dianggap bermasalah. Bahkan beberapa kali di acara undangan Pansus Haji, Yaqut selalu bepergian dengan berbagai alasan.

“Jangan mengabaikan DPR. Kalau DPR itu kan hanya institusi, kita bisa ngobrol baik-baik tidak perlu menghindari ketika ada Pansus dan lain sebagainya. Jadi tidak perlu takut, tidak akan ada apapun kecuali untuk perbaikan bangsa dan negara,” papar Maman.