Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan Indonesia akan mencapai swasembada pangan dalam kurun waktu 4-5 tahun ke depan, atau dalam 1 periode pemerintahan.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyusun sejumlah program, salah satunya yakni program cetak sawah baru yang saat ini telah berjalan di sejumlah provinsi.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan, bahwa pihaknya diminta oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat program cetak sawah.

“Kami ditugaskan oleh Bapak Presiden untuk melakukan percepatan cetak sawah yang saat ini posisi di Merauke sudah kita mulai, Kalimantan Tengah (Kalteng) kita sudah mulai,” kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan, usai bertemu Presiden Prabowo, Senin (28/10).

Dia pun meyakini, program cetak sawah baru yang ditarget mencapai 3 juta hektare di tahun 2029, bisa diperluas hingga ke sejumlah provinsi lain di Indonesia.

“Insyaallah dalam waktu dekat, Kalimantan Selatan. Kemudian Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan seterusnya. Kita melakukan percepatan untuk cetak sawah,” ujarnya.

Prabowo, kata Amran, juga meminta untuk memberi perhatian terkait permasalahan pupuk, yang sejauh ini menjadi keluhan para petani di Tanah Air.

“Beliau sudah memerintahkan mengecek tambahan pupuk itu 100 persen. Yang dulu itu dicek apa benar sudah sampai ke tingkat petani. Kemudian oplah (optimalisasi lahan), kita tindaklanjuti optimalisasi lahan dan seterusnya,” kata Amran.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, bahwa pemerintah tengah mempersiapkan strategi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, salah satunya yakni program cetak sawah baru, yang ditargetkan 3 juta hektar lahan sawah hingga tahun 2029.

“Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, pemerintah tengah mempersiapkan program cetak sawah baru yang menargetkan pengembangan 3 juta hektar lahan sawah,” katanya dalam keterangan resminya.

Dia menyampaikan, bahwa program itu diharapkan dapat memastikan keberlanjutan pasokan pangan nasional serta mendukung sektor pertanian sebagai pilar ekonomi yang kokoh di tengah ancaman krisis pangan global.

Lebih lanjut, Andi menekankan pentingnya pemanfaatan rawa dan lainnya untuk pertanian. Sebab menurutnya, hal itu merupakan keniscayaan karena lahan produktif terus menyusut sementara kebutuhan pangan semakin meningkat.

“Kami fokus memanfaatkan lahan potensial yang belum tergarap optimal, seperti rawa dan lahan suboptimal, untuk mendukung produksi pangan nasional. Pada tahap awal, 150.000 hektare akan dicetak pada tahun 2025 di Kalimantan Tengah,” ujar Andi.

Program cetak sawah ini akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari perencanaan, survei teknis lapangan, hingga penyusunan regulasi dan panduan teknis. Pemerintah juga akan melibatkan berbagai instansi terkait dalam pelaksanaannya.

“Langkah awal kami adalah survei kesesuaian lahan dan investigasi untuk memastikan komoditas yang paling sesuai dikembangkan di tiap lokasi. Ini termasuk kajian izin, HGU, tata ruang, dan kriteria teknis lainnya,” tambah Andi.