HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pramono Anung mengakui bahwa pada awalnya dirinya tidak berminat untuk maju di Pilkada Jakarta 2024, bahkan setelah diumumkan menjadi calon yang diusung PDIP.
Pramono Anung kemudian baru menarik ucapannya usai turun ke lapangan di Jakarta dan melihat disparitas antara si kaya dan si miskin.
“Begitu saya turun ke lapangan, hati saya itu benar-benar sedih banget. Di Jakarta ini ternyata masalah utamanya bukan persoalan pembangunan tetapi disparitas atau perbedaan orang kaya dan miskinnya itu terlalu mencolok,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (6/10).
“Hal itulah yang kemudian betul-betul membuka saya yang awalnya sempat tidak mau, sekarang saya bersemangat banget untuk menang,” sambungnya.
Oleh karena itu, Pramono Anung kemudian mengumbar janji kampanyenya untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada di Jakarta selama ini.
“Yang saya lakukan adalah memperbaiki dari yang kecil-kecil yang ada di bawah. Kartu Jakarta Pintar, kartu Jakarta Sehat, kartu lansia, kemudian RT/RW dan sebagainya-sebagainya. Itu menjadi prioritas awal,” umbarnya.
Selain itu, ia juga menyinggung Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, yang masih kalah dari ibu kota negara tetangga.
“Jakarta harus tumbuh dan berkembang dan harus bisa bersaing, bukan hanya dengan kota-kota di dalam negeri, yang paling utama adalah bersaing dengan kota-kota global seperti New York, Tokyo, Singapura, dan sebagainya-sebagainya. Jakarta sekarang posisinya yang nomor 74 dari 156. Masih di bawahnya Bangkok, masih di bawahnya Manila,” jelasnya.
Mantan pembantu Presiden Jokowi itu pun kemudian berambisi mengubah Jakarta menjadi kota global yang lebih baik.
“Dengan kerja keras bersama-sama, saya yakin kalau saya diberikan kesempatan, saya akan merubah itu. Saya akan merubah itu,” pungkasnya.