Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Israel terus melancarkan serangan di Beirut, ibu kota Lebanon, terlepas dari peringatan negara-negara internasional agar mereka tidak emningkatkan eskalasi di wilayah Timur Tengah.

Israel menyerang wilayah pinggiran selatan Beirut mulai dari Sabtu Malam (5/10) hingga Minggu, dan menimbulkan ledakan di seluruh kota.

“Calon pengganti (pemimpin Hizbullah) Hashem Safieddine tidak dapat dihubungi sejak hari Jumat, setelah serangan udara Israel di dekat bandara internasional,” kata seorang petugas keamanan Lebanon yang tak disebutkan namanya, dikutip Holopis.com, Minggu (6/10).

Serangan Israel di Beirut disebutkan turut menargetkan Hashem, setelah mereka membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Berbagai macam Israel terjadi setelah mereka berhari-hari melakukan pemboman di wilayah yang dinilai sebagai genteng kelompok Hizbullah.

Militer Israel mengklaim pihak telah membunuh Masrallah dalam serangan di markas komando pusat pada 27 September silam.

Pemerintah Selamatkan WNI di Lebanon

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah mengevakuasi 25 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Lebanon di tengah peningkatan eskalasi akibat gempuran serangan Israel.

“Perkembangan evakuasi di Lebanon, jadi kita sudah mengevakuasi sebagian dari warga negara kita. Tentunya pada saat evakuasi ini kita menghimbau yang ingin dievakuasi, dievakuasi,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi.

Kendati demikian, Menlu Retno mengungkapkan terdapat sejumlah WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Lebanon karena faktor keluarga.

Adapun terkait evakuasi tersebut, Retno menyebut bahwa proses evakuasi dilakukan malalui jalur darat. Para WNI dievakuasi ke Suriah melalui Damaskus, yang kemudian akan diterbangkan ke Tanag Air.

Amerika Geram Israel Tak Mau Nurut

Amerika Serikat geram dengan Israel yang menolak desakan gencatan senjata di Lebanon. Juru Bicara Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mungkin melakukan desakan ini jika tidak yakin bahwa Israel seharusnya menerima.

“Kami tidak akan membuat pernyataan itu, kami tidak akan berusaha soal itu, jika kami tidak yakin Juru dengan hasil pembicaran bersama Israel terkait tujuan itu,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional, John Kirby.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa keputusan Netanyahu menolak gencatan senjata adalah sebuah kesalahan.

Padahal menurutnya, rencana gencatan senjata sudah disusun oleh Benjamin Netanyahu sendiri.

Penolakan dari Israel ini juga membuat Amerika Serikat geram. Padahal menurut mereka, proposal gencatan senjata sudah dipersiapkan dengan demikian rupa.