HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal mengeluarkan kekuatan penuh untuk mengejar target penerimaan negara, sesuai dengan outlook APBN 2024.
Pasalnya, dalam pelaksanaan APBN 2024, Kemenkeu memperkirakan defisit anggaran pada akhir tahun ini tetap akan sebesar 2,7 persen dari PDB, sebagaimana telah ditetapkan dalam outlook APBN yang dirilis pada semester I/2024.
Menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, terdapat beberapa jenis belanja yang realisasinya akan dipercepat di kuartal terakhir tahun ini, salah satunya yakni belanja terkait infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Contoh, anggaran untuk IKN belum sampai 50 persen yang direalisasikan, tetapi pekerjaan fisik jalan terus. Ketika pekerjaan fisik selesai, diserahterimakan, pembayaran akan langsung full, ini biasanya terjadi di uartal lV/2024,” ujarnya dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (25/9).
“Jadi, di kuartal lV/2024 memang ada percepatan dari belanja-belanja yang sifatnya fisik,” tambahnya.
Dirjen Pajak, Suryo Utomo pun mengatakan pihaknya akan berupaya untuk merealisasikan penerimaan pajak pada outlook APBN 2024 yang ditetapkan senilai Rp1.921,9 triliun, 96,6 persen dari target senilai Rp1.988,9 triliun.
“Kami akan full force (mengeluarkan kekuatan penuh) untuk melakukan kegiatan supaya capaian penerimaan dapat sesuai dengan outlook yang diharapkan,” ujar Suryo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengatakan lebarnya defisit anggaran pada tahun ini disebabkan oleh tekanan pada pendapatan negara di tengah bertumbuhnya belanja.
“Ini karena penerimaan mengalami tekanan, dan belanja pertumbuhannya cukup baik” ujar Sri Mulyani.
Seperti diketahui, defisit pada APBN 2024 sesungguhnya telah ditetapkan senilai Rp522,82 triliun atau 2,29 persen dari PDB.
Namun, akibat belanja negara yang diperkirakan akan melampaui pagu yang telah ditetapkan, outlook defisit anggaran ditetapkan senilai Rp609,7 triliun atau 2,7 persen dari PDB.