JAKARTA, HOLOPIS.COMInisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid menilai, reuni akbar 212 yang rencananya bakal digelar oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) sebenarnya sah-sah saja digelar.

Hal ini dikatakan Habib Syakur, bahwa di negara demokrasi seperti Indonesia, aksi penyampaian pendapat di muka umum sangat dilindungi oleh negara melalui instrumen yang konstitusional.

“Jadi memang kelompok 212 sah-sah saja kalau melakukan kegiatan dan kumpulkan massa, karena ini negara demokrasi,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Senin (8/11).

Hanya saja di situasi pandemi seperti saat ini, pilihan untuk pengumpulan massa semacam itu bukan langkah yang bijak.

Habib Syakur menilai, bahwa seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan, walaupun situasi pandemi mengalami tren penurunan.

Jika sampai kelompok 212 ini menyelenggarakan reuni seperti yang mereka harapkan pada tanggal 2 Desember 2021, maka pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjadi sasaran tembak masyarakat yang menyalahkan penyelenggaraan kegiatan pengumpulan massa seperti itu. Apalagi jika dalam kerumunan yang ada malah banyak pengabaian protokol kesehatan Covid-19.

“Pemerintah pusat dan DKI, sudah pasti dianggap gagal, Anies akan disalahkan,” ujarnya.

Habib Syakur tak yakin, reuni akbar 212 nantinya bakal patuh pada protokol kesehatan Covid-19. Terlebih lagi, banyak insiden kerumunan massa yang tak mendapatkan tindakan tegas dari aparat penegak hukum.

“Karena sekarang ini prokes tidak terlaksana sebagaimana mestinya, karena tidak ada tindakan tegas para pelakunya,” tandasnya.

Ia khawatir jika reuni akbar 212 tetap digelar dan protokol kesehatan tidak terlaksana dengan baik, maka gelombang ketiga Covid-19 masih sangat mungkin terjadi.

“Pembatasan-pembatasan tidak disertai dengan sikap tegas. Tapi tidak bisa disalahkan juga, karena rakyat sudah terhasut dengan kelompok oposisi dengan narasinya bahwa covid itu nggak ada, dan vaksin tidak manfaat,” ucapnya.

Oleh karena itu, Habib Syakur menilai jika memang pemerintah baik pusat maupun DKI masih berkomitmen untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19, maka acara semacam itu tidak akan digelar.

Perlu diketahui, bahwa Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Tanfidzi Nasional Persaudaraan Alumni 212 (DTN PA 212), Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin meyakinkan bahwa reuni 212 akan digelar tahun ini. Dan lokasi acara reuni tersebut akan dilaksakan di Monumen Nasional (Monas).

“Insya Allah jadi untuk reuni akbar 212, dan untuk tempat seperti biasanya di Monas,” kata Novel kepada wartawan, Minggu (7/11).

Sejauh ini kata Novel, pihaknya masih mematangkan rencana pagelaran reuni akbar 212 tersebut.

“Hari ini kami masih rapat untuk godok persiapannya,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta PA 212 memikirkan kembali reuni 212 karena dinilai berpotensi menimbulkan kerumunan.

Dia berharap tidak ada kegiatan yang mengundang kerumunan selama DKI Jakarta masih belum berstatus aman dari pandemi Covid-19.

“Karena ini masih pandemi tentu harapan kita semua kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan dan berpotensi penyebaran kita harap dipikirkan kembali, dipertimbangkan kembali sampai Jakarta betul-betul aman,” kata Riza dalam keterangan suara, Minggu (7/11).

Riza mengatakan, meskipun saat ini Jakarta berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1, tidak menutup kemungkinan lonjakan Covid-19 akan terjadi.

PPKM Level 1, kata Riza, tidak lantas membuat acara yang menimbulkan kerumunan bisa dilaksanakan.