Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTAAmerika Serikat memperingati 23 tahun  peristiwa 9/11 atau 11 September. Amerika Serikat dan masyarakat global memperingati salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah modern, yaitu serangan teroris yang menghancurkan World Trade Center di New York City dan menargetkan Pentagon di Washington, D.C.

Serangan yang terjadi pada tahun 2001 ini tidak hanya mengubah lanskap politik dan keamanan internasional, tetapi juga melahirkan berbagai kontroversi yang masih dibahas hingga hari ini. Artikel ini akan mengulas sejarah peringatan 11 September serta beberapa kontroversi yang melingkupinya.

Kronologi Peristiwa

Pada pagi hari 11 September 2001, empat pesawat komersial dibajak oleh kelompok teroris al-Qaeda. Dua pesawat—American Airlines Flight 11 dan United Airlines Flight 175 menabrak Menara Utara dan Menara Selatan World Trade Center, menyebabkan runtuhnya kedua gedung dalam waktu kurang dari dua jam. Sebanyak 2.977 orang tewas dalam serangan ini, menjadikannya sebagai salah satu serangan teroris paling mematikan dalam sejarah.

Pesawat ketiga, American Airlines Flight 77, menghantam Pentagon, menewaskan 125 orang di dalam gedung tersebut. Pesawat keempat, United Airlines Flight 93, jatuh di Pennsylvania setelah penumpang mencoba merebut kendali dari para pembajak, kemungkinan mencegah serangan lebih lanjut pada Gedung Putih atau Gedung Capitol.

Dampak Sosial dan Politik Di Amerika Serikat

Serangan 11 September menyebabkan perubahan besar dalam kebijakan domestik dan internasional. Pemerintah Amerika Serikat meluncurkan ‘Perang Melawan Teror,’ yang termasuk invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban dan al-Qaeda. Di dalam negeri, serangan tersebut mendorong pembentukan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan pengenalan undang-undang seperti Undang-Undang Patriot, yang memperluas kewenangan pemerintah dalam pengawasan dan penegakan hukum.

Kontroversi

Meskipun peringatan 11 September sering diisi dengan upacara kenangan dan penghormatan, beberapa kontroversi juga muncul seiring berjalannya waktu:

  • Konspirasi dan Teori Konspirasi :
    Banyak teori konspirasi muncul seputar serangan 11 September. Beberapa teori mengklaim bahwa pemerintah AS terlibat dalam merencanakan atau membiarkan serangan terjadi sebagai alasan untuk melancarkan perang dan memperluas kontrol domestik.

    Teori-teori ini, seperti klaim bahwa gedung World Trade Center runtuh akibat peledakan internal daripada pesawat, telah dibantah oleh laporan resmi dan investigasi, namun terus mempengaruhi opini publik.
  • Perlakuan terhadap Muslim dan Islamofobia :
    Serangan 11 September menyebabkan peningkatan perlakuan diskriminatif terhadap komunitas Muslim di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Kasus penangkapan sewenang-wenang, pengawasan yang ketat, dan serangan verbal serta fisik terhadap orang-orang yang dianggap sebagai Muslim adalah beberapa dampak negatif dari ketakutan dan kebencian yang meluas pasca serangan.
  • Kebijakan Keamanan dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia :
    Langkah-langkah keamanan yang diperkenalkan setelah 11 September, seperti pemeriksaan ketat di bandara dan pengawasan massa, sering menjadi subjek kontroversi terkait pelanggaran hak asasi manusia.

    Undang-Undang Patriot, misalnya, menuai kritik karena memberikan wewenang yang luas kepada pemerintah dalam hal penyadapan dan pengawasan, yang dianggap melanggar privasi individu.
  • Biaya dan Manfaat Perang :
    Perang melawan teror yang dimulai setelah 11 September telah mengakibatkan biaya besar baik dalam hal finansial maupun korban jiwa. Invasi ke Afghanistan dan Irak menyebabkan kerugian yang signifikan dan sering menimbulkan perdebatan mengenai apakah keuntungan dari intervensi ini sebanding dengan biayanya. Penilaian efektivitas dan justifikasi dari perang ini masih menjadi topik perdebatan yang hangat.

Peringatan dan Kenangan

Peringatan tahunan 11 September diadakan di berbagai tempat, termasuk di lokasi bekas World Trade Center, Pentagon, dan di lokasi jatuhnya Flight 93. Upacara ini biasanya melibatkan bacaan nama-nama korban, momen hening, dan refleksi mengenai dampak serangan.

Museum dan memorial juga dibangun untuk menghormati korban dan merayakan semangat kebersamaan serta ketahanan.