HOLOPIS.COM, JATIM – Presiden Jokowi (Joko Widodo) meresmikan Gedung Rumah Sakit Kemenkes, Surabaya, di Provinsi Jawa Timur.
Pembangunan Rumah Sakit ini menurut Jokowi sangat diperlukan demi menjaga devisa Rp 180 triliun tidak terus menerus lari keluar negeri.
“Kita juga tidak ingin yang sakit-sakit dari kita perginya ke Singapura, perginya ke Malaysia. Ini akan mencegah kehilangan devisa kita kurang lebih Rp180 triliun setiap tahunnya, karena masyarakat kita pergi ke Singapura, pergi ke Jepang, pergi ke Malaysia, pergi ke Amerika untuk berobat. Rp180 triliun, gede sekali,” kata Jokowi dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (6/9).
Jokowi kemudian membeberkan, Rumah Sakit yang baru diresmikannya ini menghabiskan anggaran yang tidak sedikit bahkan mencapai triliunan rupiah. Rumah sakit ini juga menurut Jokowi, diperkirakan bisa menampung para pasien Jawa Timur maupun sekitarnya.
“Dan ini menambah tempat tidur 867, dibiayai dengan anggaran gede sekali, Rp1,6 triliun, Rp1,6 triliun, plus peralatannya, itu baru gedungnya, peralatannya Rp386 miliar,” bebernya.
“Ini untuk Surabaya, ini untuk Jawa Timur, dan nanti sebagian menjadi hub dari Indonesia bagian timur. Plus masih ada anggaran lagi untuk SDM, itu Rp50 miliar. Jadi, menelan biaya yang tidak kecil,” sambungnya.
Meski menelan biaya yang besar, Jokowi pun mengaku tidak terlalu ambil pusing. Hal itu menurutnya demi peningkatan mutu pelayanan medis di Indonesia menjadi lebih baik lagi.
“Tetapi saya kira pemerintah tidak ada masalah mengeluarkan anggaran, asal pelayanan kesehatan terhadap masyarakat itu semakin baik. Ruangan tempat tidur rumah sakit juga semakin baik, penerangan di rumah sakit juga semakin terang,” ungkapnya.
Terlebih menurut Jokowi, selama ini dirinya merasa miris ketika masih melihat sejumlah rumah sakit di Indonesia yang terbilang masih memiliki kekurangan dalam fasilitas.
“Saya lihat kalau ke rumah sakit di daerah, saya ini kan masuk, enggak tahu sudah berapa puluh rumah sakit atau berapa ratus rumah sakit yang saya masuki di daerah, gelap. Gelap, enggak seperti yang baru saja saya lihat ini tadi, terang. Terang benderang. Itu yang kita inginkan agar para pasien cepat sembuh dan pelayanan terhadap masyarakat semakin baik,” pungkasnya.