HOLOPIS.COM, JAKARTA – PKS tidak mau dicap sebagai pemuja Presiden Jokowi setelah mereka resmi menyatakan sikap untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Penasihat PKS Tifatul Sembiring ketika adu argumen dengan Muhammad Said Didu di media sosial X. Dimana Said Didu dalam unggahannya mengaku kecewa terhadap PKS lantaran berbalik arah menjadi pemuja dinasti Joko Widodo.
Tifatul berdalih bahwa keputusan koalisi bukan sepenuhnya ditentukan oleh Presiden PKS, melainkan keputusan berdasarkan hasil syuro.
“Terima kasih atas sarannya Pak Said yang terhormat, sebagai ‘pengharap’ kepada PKS. Kami ambil keputusan berdasarkan hasil syuro PKS. Bukan instruksi-instruksi Ketum saja,” tulis Tifatul dalam unggahannya seperti dikutip Holopis.com, Senin (2/9).
Tifatul kemudian tidak terima jika mereka dicap sebagai pemuja Jokowi dengan pilihan yang telah mereka ambil. Pasalnya, Tifatul mengungkit bagaimana perjuangan mereka selama dua periode Jokowi memimpin.
“Kami bukan pemuja Jokowi maupun dinasti. 10 tahun kami bertahan di luar, tolong saling menghargai pilihan masing-masing,” imbuhnya.
Mengenai koalisi di Pilkada 2024, Tifatul pun menegaskan bahwa pilihan yang mereka tentukan bukanlah pilihan ideologis yang menjadi pertentangan.
“Pilkada ini hanya opsi-opsi taktis saja, bukan pilihan ideologis. Ada yang setuju kita lanjut kerja sama, nggak setuju monggo,” tegasnya.
Bahkan, Tifatul seakan menyindir sikap Anies Baswedan yang berniat mendirikan partai politik. Menurutnya, hal itu menjadi sebuah pilihan apabila tidak terima keputusan sebuah partai.
“Banyak alternatif lain, mau bikin partai sendiri, silakan. Ini demokrasi,” tegasnya.
Tifatul kemudian mengajari Said Didu untuk tidak usah repot mengurusi urusan orang lain dan mengurusi dosa mereka masing-masing.
“Maaf, nanti di akhirat, Pak Said tak akan dihisab, tentang apa yang PKS lakukan. Dan saya tak akan dihisab tentang apa yang Pak Said lakukan,” ujar Tifatul.
“Masing-masing mempertanggungjawabkan amal-amalnya di hadapan Yang Maha Kuasa. Pendapat boleh beda, persatuan dan ukhuwah tetap terjaga. Salam hormat,” pungkasnya.