HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini Israel kembali membuat heboh dunia internasional dengan keinginannya untuk membangun Sinagoge di kompleks Al Aqsa, Yerusalem. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Keamanan Nasional Israel itu sendiri, yakni Itamar Ben-Gvir, pada Senin (26/8).
“Jika saya boleh melakukan apa pun yang saya inginkan, saya akan memasang bendera Israel di situs tersebut,” ungkap Ben-Gvir, seperti dikutip Holopis.com dari Al Jazeera.
Menariknya, dalam kesempatan tersebut, Ben-Gvir turut ditanya mengenai rencana pembangunan Sinagoge, dan Ben-Gvir menjawabnya ‘ya’.
Pernyataan tersebut jelas melanggar status quo yang tersemat pada kompleks Al Aqsa itu sendiri, dimana dengan adanya status quo itu, maka mulai dari Yahudi, non musim hingga Muslim sendiri berhak mengunjungi kompleks tersebut.
Ada pun pada aturan yang berlaku, non musim hingga Yahudi tidak diperbolehkan memperlihatkan simbol-simbol tentang agama, hanya Islam yang kemudian diizinkan untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.
Tentu, pernyataan kontroversial yang mengundang amarah banyak pihak tersebut bukan kali ini saja dilontarkan oleh Ben-Gvir.
Seolah tak acuh dengan tekanan sekitar, Ben-Gvir juga pada Selasa (13/8) lalu menyampaikan pernyataan yang dinilai banyak pihak bisa menodai status quo itu sendiri.
“Kebijakan kami adalah memungkinkan doa bagi orang Yahudi,” ungkap Ben-Gvir beberapa hari lalu.
Hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut, apakah pernyataan itu hanya sekadar psywar semata terhadap dunia islam atau benar-benar merupakan hal yang direncanakan.
Lantas, apa itu Sinagoge? Menurut Wikipedia, Sinagoge merupakan nama tempat beribadahnya orang Yahudi, dimana Sinagoge adalah tempat yang tak hanya diperuntukan untuk beribadah, namun juga belajar bersama hingga berkumpul bersama.