HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tim kampanye kepresidenan Donald Trump menuding Iran telah sengaja meretas email mereka untuk melakukan pencurian dan distribusi dokumen yang memiliki informasi sensitif.
Meskipun tidak memberitahu secara spesifik bukti apa yang mereka memiliki, Juru bicara Kampanye Trump, Steven Cheung mengatakan bahwa peretasan yang terjadi terbukti sebagai sumber asing yang memusuhi Amerika Serikat.
“Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal dan dimaksudkan untuk mengganggu pemilu 2024, dan menabur kekacauan di demokrasi kita (Amerika Serikat),” demikian disampaikan Cheung, dikutip Holopis.com, Minggu (11/8).
Ia kemudian membahas laporan dari Microsoft. Perusahaan raksasa itu memiliki kesimpulan bahwa Iran telah membobol akun pejabat tinggi Amerika Serikat pada bulan Juni 2024.
Cheung mengklaim bahwa Iran tak mau Trump menghentikan teror mereka, seperti yang sudah terbukti dilakukan trump selama masa jabatannya.
Karena itulah menurut Cheung, Iran berusaha mengacak-ngacak proses pemilihan presiden Amerika Serikat 2024 mendatang.
Amerika Ngaku Sering Diganggu Iran dan Rusia
Sebelumnya, Amerika memang kerap kali menuding musuh-musuhnya sering meretas sistem mereka demi tujuan-tujuan yang dapat merugikan Amerika Serikat. Sebuah analisis dari Microsoft mengklaim bahwa Iran konsisten terus mengganggu pemilu AS.
“Melalui dunia maya, Iran telah menjadi fitur yang konsisten setidaknya dalam tiga siklus pemilu AS terakhir. Operasi Iran sangat menonjol dan dapat dibedakan dari kampanye Rusia,” kata laporan Microsoft.
Meskipun berbeda, Microsoft kemudian yakin bahwa kali ini Iran dan Rusia kemungkinan memiliki keterlibatan yang sama dalam Pemilu AS 2024.
“Aktivitas belakangan ini menunjukkan bahwa rezim Iran bersama dengan Kremlin mungkin memiliki keterlibatan yang sama dalam pemilu 2024,” katanya.
Sementara itu, Iran membantah bahwa mereka dengan sengaja mengacak-ngacak data Amerika Serikat dan sengaja mengganggu pemilihan presiden di sana.