Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perseteruan antara pihak sekolah swasta di Surabaya, yakni SMP Petra Surabaya dengan warga setempat karena permasalahan iuran keamanan sebesar Rp140 juta per bulan viral di media sosial.

Perseteruan itu mencuat ke publik setelah akun X @dhemit_is_back, mengunggah ulang video yang sebelumnya dibagikan oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji atau yang akrab disapa Cak Muji.

Dalam video tersebut, terlihat pihak sekolah tengah menceritakan kepada Cak Muji terkait warga yang menutup secara sepihak akses jalan utama menuju sekolah.

“Ujung ditutup akses menuju sekolah dan bejubel di depan,” kata pihak sekolah Petra, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (3/8).

Namun masalah utama yang menjadi hulu dari konflik tersebut yakni perkara iuran keamanan, dimana Petra enggan membayar iuran karena keberatan dengan nilai nominalnya yang diminta oleh warga.

Pasalnya, pihak RW setempat meminta pihak sekolah Petra Surabaya untuk membayar iuran sebesar Rp 35 juta kapada empat RW setempat. Dengan demikian, total yang harus dibayar pihak sekolah yakni Rp 140 juta.

Adapun menurut keterangan warga, pihak sekolah awalnya diminta untuk membayar iuran jalan itu sebanyak Rp 32 juta per bulan kepada empat RW setempat. Besaran tersebut pun sebelumnya dibayarkan oleh Petra selama 5 tahun.

“Semua masuk uang ke bendahara keamanan untuk membiayai satpam di sini. Selama 5 tahun tidak naik, makanya dinaikkan. Awalnya Rp 32 juta per bulan kali 4 (RW) untuk bayar satpam di sini,” ujar warga.

Adapun menurut penjelasan pihak sekolah Petra, hal mendasar yang membuat pihaknya enggan untuk membayar iuran yakni karena pertanggungjawaban atas uang iuran keamanan yang dinilai tidak jelas.

Terlebih, pihak Petra menemukan adanya dugaan penyalahgunaan uang iuran keamanan tersebut, dimana yang seharusnya digunakan untuk membayar satpam justru digunakan untuk hal lain.

“Kami tidak percaya dengan perhitungannya, karena pertanggungjawabannya tidak jelas. Setelah kami tanya juga nggak dibayarkan (ke satpam), malah dibuat beli rokok,” kata perwakilan Petra.

Sebagai mediator, Armuji pun mencoba meminta warga untuk pertanggungjawaban atas iuran yang telah diberikan oleh pihak Petra.

“Sudah kami kasih (pertanggungjawaban), tapi selalu dipersoalkan,” sebut warga.

Karena proses mediasi yang belum mencapai kesepakatan. Maka, Armuji pun mengimbau kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalanan tersebut melalui hukum.