HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mewanti-wanti semua pihak terhadap penggunaan teknologi informasi pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Dengan berkaca dari Pemilihan Umum yang beberapa bulan yang lalu kita laksanakan, terdapat banyak kekacauan dalam situs hitung KPU yang membuat masyarakat bingung. Kemudian juga soal kabar jebolnya data kepemiluan dari server KPU oleh peretas dan berakhir dijual di situs Dark Web.
“Inilah yang terjadi jika sebuah aplikasi tidak diuji dengan komprehensif sehingga tidak bisa diandalkan secara maksimal,” kata Heru dalam keterangan persnya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/8).
Oleh sebab itu, ia mengharapkan agar semua stakeholders yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pemilu 2024 bisa mengevaluasi betul sistem teknologi informasi yang digunakan dalam konteks kepemiluan, menjelang Pilkada 2024.
“Menuju Pilkada, harus ada evaluasi terkait hal ini,” sambungnya.
Bijak Gunakan Teknologi Informasi
Selain itu, pembahasan soal aspek ini menurut Heru juga sangat penting untuk disampaikan, karena menuju Pilkada, tidak hanya penyelenggaranya saja yang bijak, akan tetapi masyarakat pun harus ikut bijak dalam menggunakan teknologi informasi dan media sosial.
Di mana pada Pilkada tahun 2024 ini, media digital memegang peran yang semakin penting dalam berbagai proses pemilihan. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan media digital untuk kepentingan kampanye pasangan calon. Para kandidat politik dan juga partai memanfaatkan platfrom media sosial sebagai penggalang dukungan dan mereka juga menggunakan iklan berbayar untuk menjangkau audiens yang lebih luas lagi.
Pembentukan opini publik oleh media digital yang di mana hal ini berkemungkinan dapat memengaruhi persepsi para pemilih terkait kandidat serta isu-isu politik yang tersebar. Tak hanya itu, media digital juga telah menyiapkan akses yang mempermudah para pemilih untuk mengetahui terkait informasi tentang calon, platfrom dan berbagai isu-isu yang ada.
“Namun media digital juga ada dampak negatifnya, yaitu meningkatnya berita negatif seperti hate speech, berita hoaks,” ujarnya.
Sehingga untuk menyikapi geliat informasi dan data di media sosial menjelang Pilkada 2024, Heru mengatakan bahwa semua pihak harus bisa bersama-sama melakukan edukasi yang masif agar masyarakat bisa bijak bermedia sosial dan menggunakan platform teknologi informasi lainnya.
“Dan hal ini perlu penanggulangan dengan memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat pengguna medsos untuk lebih bijak dalam menggunakan menggunakan teknologi informasi dan media sosial,” paparnya.
Server KPU Dibobol November 2023
Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa data KPU mendapatkan serangan siber dari peretas. Mereka mengakses data kepemiluan di server mereka melalui celah kerentanan keamanan yang ada di dalam sistem digital.
“KPU mengetahui informasi terkait adanya pihak yang menjual data yang diduga milik KPU sejak hari Senin, 27 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah mendapatkan informasi tersebut, KPU langsung menginformasikan kepada BSSN, Bareskrim dan instansi terkait lainnya,” tulis KPU dalam siaran persnya, Rabu 29 November 2023.