HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi impor atas komoditas pangan, khususnya beras yang dalam beberapa kuartal terus mengalami kenaikan.
Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy menyampaikan, bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat total pangan yang terbuang sekitar 30 persen.
Angka tersebut setara dengan pemenuhan pangan kepada 60 – 125 juta rakyat Indonesia. Sehingga menurutnya, salah satu cara untuk mengurangi impor beras adalah dengan menggencarkan program stop boros pangan.
“Sehingga kalau kita berhemat, boros pangan ini (dikurangi) misalnya 20 persen dari 30 persen yang terbuang, insyaallah beras kebutuhan nasional 31 juta ton (cukup),” kata Sarwo, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (31/7).
Dia menyampaikan, apabila masyarakat bisa berhemat 20 persen dari total yang terbuang, maka Indonesia mampu menghemat hingga 6 juta ton beras.
Sebagaimana diketahui, impor beras Indonesia pada periode Januari-Mei 2024, berdasarkan data BPS mengalami kenaikan sebesar 165,27 persen.
“Impor pangan jika dirinci pertama beras naik 165,27 persen dibandingkan Januari-Mei 2023,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, Rabu (19/6).
Padahal pada periode Januari-Mei 2024, impor beras masih di angka 854 ribu ton. Namun pada periode Januari-Mei 2024 melonjak hingga mencapai 2,2 juta ton.