Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTAAmerika Serikat mengaku sama sekali tidak terlibat dugaan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah alias Ismail Haniyeh yang saat ini menggemparkan dunia politik internasional.

Saat ditemui awak media di Singapura karena kunjungan kerja, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan bahwa AS tidak tahu apakah kematiannya akan berpengaruh pada jalannya peperangan Israel-Hamas saat ini.

Apalagi Ismael Haniyeh adalah salah satu tokoh penting dalam usaha gencatan senjata keduanya.

“Saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi mengenai dampak suatu peristiwa terhadap hal lain” ujar Antony, dikutip Holopis.com, Rabu (31/7).

Antony Blinken juga tetap menekankan bahwa gencatan senjata tetap penting untuk dilakukan demi mengakhiri peperangan yang sudah berlangsung selama 9 bulan dan sudah memakan banyak korban tersebut.

“Kami akan terus mengupayakannya (gencatan senjata) selama diperlukan,” katanya.

Ingin Sudahi Penderitaan Warga Palestina dan Warga AS yang Jadi Sandera

Antony Blinken mengatakan bahwa pentingnya AS mengakhiri penderitaan masyarakat Palestina, apalagi masih ada sandera masyarakat Amerika Serikat yang ditahan di sana.

“Sangatlah penting untuk memulangkan para sandera, termasuk sejumlah warga Amerika,” kata Antony Blinken.

“Sangatlah penting untuk membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih baik demi perdamaian yang lebih abadi dan keamanan yang lebih abadi, sehingga fokusnya tetap ada,” lanjutnya.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh meninggal dunia terbunuh di Teheran Iran. Kabar itu diumumkan oleh kelompok militan Palestina tersebut pada hari Rabu (31/7).

Hamas mengatakan Ismael Haniyeh tewas di kediamannya karena serangan berbahaya Zionis.

“Kediaman Ismail Haniyeh, Kepala Kantor Politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran dan mengakibatkan beliau dan salah satu pengawalnya mati syahid,” demikian disampaikan Korps Garda Revolusi Islam.

Namun pasca kabar ini mengguncang dunia, Israel mengaku mereka tak mau memberikan respons terhadap laporan media asing.