Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari Pilpres AS 2024 dalam sebuah konferensi pers. Ia mengatakan bahwa mempertahankan demokrasi lebih penting dibandingkan jabatan manapun.

“Mempertahankan demokrasi lebih penting dibandingkan jabatan manapun,” kata Joe Biden dalam konferensi pers, dikutip Holopis.com, Kamis (25/7).

Ia pun mengakui sangat menghormati posisinya saat ini, tetapi negara Amerika Serikat masih lebih berarti di hatinya.

“Saya sangat menghargai ruang kerja ini, tetapi saya lebih menyayangi negara saya,” ujar pria berusia 81 tahun tersebut.

Dengan keputusannya menunjuk Kamala Harris sebagai pengganti posisinya, Joe Biden mengatakan bahwa terkadang keputusan yang tepat adalah menyerahkan “obor” ke generasi baru untuk memberikan tanggung jawab yang besar.

“Saya sudah memutuskan bahwa keputusan terbaik untuk maju adalah mengoperkan ‘obor’ ke generasi baru,” kata Biden.

Ia mengklaim akan memberikan suara yang lebih muda, segar, dan baru demi membangun AS.

Joe Biden mengatakan ia akan menggunakan tenaganya untuk fokus dalam melayani warga AS dalam masa-masa akhir jjabatannya hingga tanggal 20 Januari 2025 mendatang.

Ia juga mengatakan akan bekerja sedemikian mungkin untuk menghentikan perang Israel dan Hamas, serta mendukung pemerintahan dalam menyembuhkan kanker.

Meskipun akhirnya mundur, tim Biden mengatakan bahwa ia sama sekali tidak menyesal tetap ikut dalam pertandingan Pilpres sejauh mungkin meskipun ia akhirnya harus mundur.

Seperti diketahui sebelumnya, kemunduran Joe Biden mengagetkan publik. Namun tidak mengejutkan, mengingat penurunan kesehatan dan kekuatan fisik Joe Biden selama masa jabatannya kerap kali membuat banyak pihak khawatir, dan memunculkan pertanyaan apakah ia masih sanggup untuk menjadi Presiden Amerika Serikat selama 5 tahun ke depan.

Ia pun memilih wakil presidennya, Kamala Harris untuk maju sebagai presiden. Biden dan Harris sama-sama mendorong masyarakat Amerika Serikat untuk menggagalkan Donald Trump menjadi presiden kedua kalinya di Amerika Serikat.