HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Bidang Hukum dan Ham Pengurus Wilayah Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia Jakarta Raya, Hasan Mony menyesalkan keberadaan 5 (lima) orang kader muda NU (Nahdlatul Ulama) yang berfoto bareng Presiden Israel Isaac Herzog.
Menurutnya, apa yang dilakukan kelima kader muda NU tersebut justru melakukan penyimpangan sosial di tengah situasi kekejaman dan pelanggaran HAM militer Israel terhadap warga Palestina.
“Pertemuan 5 aktivis NU dengan Presiden Israel sungguh menyimpang, di tengah genosida Israel yang merajalela di tanah Palestina,” kata Hasan dalam keterangannya kepada Holopis.com, Selasa (16/7).
Ia justru mempertanyakan motif utama dari pertemuan para kader muda NU tersebut dengan Presiden Israel. Apakah mereka dalam kapasitas sebagai utusan khusus PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau tidak.
“Atas dasar dan kepentingan apa mereka temui Presiden Israel. Ini jelas bertentangan dengan visi NU dan slogan nasionalisme Hubbul Wathon Minal Iman,” tegasnya.
Hasan menegaskan bahwa Israel itu adalah negara penjajah yang senantiasa mengabaikan aspek kemanusiaan. Sehingga jelas apa yang dilakukan oleh kelima orang kader muda NU tersebut justru bertentangan dengan nilai dan rasa kemanusiaan.
“Israel negara yang menciptakan rekor dunia kejahatan dan pembunuhan manusia. Toh, kenapa mereka temui Presiden Israel yang justru Israel ini musuh terbesar kita bangsa Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan menilai bahwa lima orang aktivis NU tersebut tidak paham soal dasar negara Indonesia, yakni alinea pertama UUD 1945 tentang keberpihakan pada keadilan, melawan dan menghapus penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan.
“Atas dasar pri kemanusiaan dan pri keadilan, bangsa kita sendiri sangat mengecam tindakan-tindakan negara Israel karna negara Israel terus menerus melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina,” tukasnya.
Tidak hanya itu saja, Hasan juga mengaku tidak percaya jika keberadaan mereka adalah membawa misi perdamaian antara Israel dengan Palestina.
“Kalau mereka ingin negosiasi damai, itu tidak mungkin. Sebab, negosiasi damai antara Israel dan Palestina itu tanggung jawab negara yang akan diatur dan dinegosiasikan di PBB. Toh, mereka negosiasi kepentingan apa, NU punya kepentingan apa ke negara Israel,” ketusnya.
Oleh sebab itu, ia menyatakan kutukan keras atas sikap kelima kader muda NU tersebut bertemu dan berswafoto dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Apalagi jika di dalamnya memuat motif kepentingan pribadi dan kelompok mereka semata.
“Ini sungguh mengecewakan karna mereka berlima ini merupakan Kader NU dan juga warga negara Indonesia,” pungkasnya.