HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) membuka peluang untuk melanjutkan skema murur bagi para jemaah pada pelaksanaan ibadah haji di tahun-tahun berikutnya.
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief, pelaksanaan skema murur pada tahun ini terbilang efektif dalam mengatasi masalah kepadatan jemaah di Muzdalifah.
“Mudah-mudahan ini menjadi suatu pola yang bisa kita terapkan. Karena dengan jumlah (kuota) yang tanpa tambahan pun Murur (perlu diterapkan),” kata Hilman dalam acara ‘Sukses Haji 2024’, seperti dikutip Holopis.com, Senin (5/7).
Dia pun menjelaskan, bahwa skema murur yang pertama kali diterapkan PPIH Arab Saudi menjadi penting sebagai upaya pemerintah dalam menjaga keselamatan jemaah haji, di tengah padatnya jemaah di Muzdalifah.
“Kenapa, musdalifah ini sekarang sudah tambah sempit, ada 2 hektare lahan yang sudah berkurang jumlahnya, karena digunakan membangun toilet-toilet yang besar-besar,” tutur Hilman.
“Artinya, lapangan tempat untuk mabit semakin berkurang,” pungkasnya.
Adapun sebelumnya, Kepala satuan Operasional Armuzna, Harun Al Rasyid menuturkan, skema murur yang bertujuan untuk mendorong jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah, dan kemudian ke Mina dinilai cukup efektif.
Terutama untuk mengantisipasi keterlambatan jemaah haji saat berangkat dari Muzdalifah menuju Mina.
“Skema murur sesuai dengan instruksi pimpinan, suatu yang sangat menggembirakan dan bisa dipertahankan. Skema murur yang dilaksanakan ini sangat berdampak positif saat perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah dan lanjut ke mina,” ujar Harun, Minggu (16/6).
Pun untuk secara keseluruhan, pelaksanaan mabit (bermalam) di Muzdalifah dan pemberangkatan jemaah haji Indonesia 1445 Hijriah dari Muzdalifah menuju Mina, sesuai dengan skema yang ditetapkan.
“Ini suatu prestasi yang luar biasa dari pemerintah karena sukses bekerja sama dengan pihak Masyariq dan otoritas Saudi. Ini menjadi suatu yang harus kita pedomani untuk pelaksanaan tahun – tahun berikutnya,” ucap Harun.