HOLOPIS.COM, JAKARTA – Timnas Indonesia tergabung di Grup C Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia bersama lawan-lawan yang super berat. Tak hanya kuat, musuh skuad Garuda pun kebanyakan langganan main di Piala Dunia.
Sebelumnya diketahui, bahwa proses drawing Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis (27/6).
Hasilnya, Timnas Indonesia tergabung di Grup C bersama dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain dan China.
Menariknya, kelima lawan Indonesia tersebut berpengalaman lolos ke putaran final Piala Dunia melalui jalur kualifikasi.
Terutama Jepang, Takehiro Tomiyasu dkk sudah sukses menembus Piala Dunia sebanyak tujuh kali secara beruntun, mulai dari 1998 sampai 2022 lalu.
Namun dalam rentan waktu itu, pada Piala Dunia edisi 2002, Jepang bertindak sebagai tuan rumahnya, sedangkan di edisi lainnya didapat melalui jalur kualifikasi.
Kemudian ada Australia, meski begitu negeri Kanguru tersebut baru bisa melalui kualifikasi Zona Asia pada Piala Dunia edisi 2006 lalu, sebab terbentur regulasi yang mengharuskan mereka pindah federasi dari OFC ke AFC.
Selepas itu, Australia jadi langganan Piala Dunia dari wakil Asia, mulai dari 2010 hingga 2022 lalu.
Lalu ada Arab Saudi yang notabene lebih berpengalaman ketimbang Australia, dimana Arab jadi tim terbanyak kedua yang tampil di Piala Dunia dari Asia setelah Jepang, yakni sebanyak enam kali.
Arab Saudi tercatat lolos ke Piala Dunia sejak tahun 1994, berlanjut ke 1998, 2002, 2006, 2018 dan terakhir 2022.
Ada pun yang tak boleh dianggap enteng adalah China, meski belum seberpengalaman Jepang, Australia dan Arab Saudi, namun Negeri Tirai Bambu tersebut pernah mengejutkan dengan sukses melangkah ke putaran final pada edisi 2002 lalu.
Bahrain juga demikian, meski belum pernah ke putaran final, mereka kerap meramaikan babak kualifikasi bahkan nyaris main di Piala Dunia 2006 lalu, sebelum akhirnya kalah kontra wakil Concacaf, Trinidad dan Tobago di babak playoff antar zona, dengan skor 1-2.
Dengan kekuatan lawan di Grup C, lantas, apakah Indonesia mampu berbicara banyak? Patut dinanti.