HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini tren nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berbalik arah menjadi menguat, didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik.

“Rupiah secara fundamental itu trennya, jangan ditanya hari per hari lho, ini trennya akan menguat. Inflasi kita rendah, growth bagus, kreditnya bagus,” kata Perry dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (20/6).

Dia memprakirakan, sejumlah faktor fundamental seperti tingkat inflasi yang sebesar 2,8 persen, serta pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen akan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah. 

Namun Perry mengingatkan, terdapat sentimen jangka pendek yang bisa menyebabkan rupiah melemah, diantaranya kondisi geopolitik global dan tren suku bunga tinggi The Fed. 

Tak hanya itu, sentimen yang perlu diwaspadai juga datang dari dalam negeri dengan adanya kenaikan permintaan pembiayaan dari korporasi untuk repatriasi deviden dan pembayaran utang.

“(Meskipun) fundamentalnya ke depan rupiah akan menguat, tetapi gerakan dari bulan ke bulan akan tergantung pada sentimen-sentimen ini,” ujar Perry.

Sebagai informasi, nilai tukar atau kurs rupiah sejak Desember 2023 hingga pertengahan Juni ini tercatat melemah 5,92 persen terhadap dolar AS.

Namun menurut Perry, pelemahan nilai tukar rupiah masih cukup rendah jika dibandingkan dengan nilai tukar mata uang lainnya, seperti won Korea yang melemah 6,78 persen. 

Kemudian baht Thailand melemah 6,92 persen, peso Meksiko melemah 7,89 persen, real Brazil melemah 10,63 persen, dan bahkan yen Jepang melemah 10,78 persen.

“Jadi pelemahan rupiah itu relatif masih lebih baik. Dan kami yakin ke depan akan menguat, fundamentalnya akan mengarah ke sana,” tandas Perry.

Pun pada hari ini, kurs rupiah Jisdor melemah 0,32 persen ke Rp 16.420 per dolar AS dari posisi kemarin yang berada di level Rp 16.368 per dolar AS.

Di pasar spot, kurs mata uang Garuda itu berada di level Rp 16.430 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah spot melemah 0,40 persen dari posisi penutupan perdagangan kemarin yang berada di level Rp 16.365 per dolar AS.