HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprakirakan bakal ada timbulan sampah kantong plastik sekali pakai, seiring dengan perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Vinda Damayanti Ansjar memprakirakan, timbulan sampah kantong plastik bisa mencapai 608 ton, dimana sebagian besar berasal dari pembagian daging kurban.
“Sekitar 121,5 juta lembar kresek ukuran sedang atau 15×24 cm dengan berat 5 gram atau setara 608 ton sampah plastik kresek yang berasal dari kebutuhan hewan kurban nasional sebesar 1,97 juta ekor,” kata Vinda dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (15/6).
Terkait hal tersebut, Vinda mengatakan pihaknya di KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri LHK Nomor SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.0/6/2014 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik.
Dalam surat edaran tersebut, KLHK mengimbau agar masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai dalam membagikan daging kurban. Kantong plastik bisa diganti dengan wadah yang dapat digunakan kembali.
Adapun solusi lain, masyarakat dalam membagikan daging hewan kurban juga bisa menggunakan wadah alami seperti daun pisang dan jati, atau menggunakan besek dan bongsang yang menggunakan bahan bambu.
Selain itu, masyarakat juga diminta menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung upaya pengurangan timbulan sampah plastik.
“Menyediakan sarana perwadahan dan pengumpulan sampah terpilah di lokasi pelaksanaan Shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kurban,” ujarnya.
Lewat edaran itu KLHK juga mendorong pemda melakukan pengangkutan sampah tidak hanya di lokasi penyembelihan dan pembagian daging kurban, tapi di berbagai titik Shalat Idul Adha.
Adapun upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghindari timbulan sampah plastik, mengingat timbulan sampai plastik di Indonesia terus meningkat dalam hampir sedekade terakhir.
Timbulan sampah plastik di dalam negeri diproyeksikan terus bertambah hingga 2025 mendatang, dengan proyeksi jumlahnya mencapai 9,9 juta ton. (ANT)